Perawatan Kulit Wajah

1. Jangan Menunda Untuk Membersihkan Wajah, Ketika Wajah Sudah Terasa Kotor.Karena Hal
Itu Akan Menimbulkan Jerawat.
2. Wajib, minimal cuci wajah 2 kali sehari.
3. Jika Ingin Membersihkan Wajah, Cuci Muka Dengan Menggunakan Air Hangat Agar Pori-Pori
Wajah Saat Sedang Dibersihkan Terbuka Sehingga Mudah Untuk Dibersihkan.Dan Saat Ingin
Membilasnya Gunakanlah Air Biasa Agar Pori-Pori Wajah Tertutup Lagi.
4. Minum Sedikitnya 10 Gelas Air Sehari. Air Adalah Pembersih Terbaik Karena Membantu
Mengeluarkan Racun Dari Tubuh.
5. Jangan Memencet Jerawat. Selain Proses Penyembuhan Jerawat Menjadi Lebih Lama, Tindakan
Ini Hanya Akan Meninggalkan Bekas Permanen Pada Wajah.
6. Perbanyak Makan Buah-Buahan Segar, Serta Suplemen Vitamin, Kromium, Dan Zinc (Seng) Jika
Diperlukan.

Published in: on 8 Juli 2011 at 3:17 am  Tinggalkan sebuah Komentar  

Aplikasi Dari Teknik Riset Operasional

PENERAPAN MODEL OPTIMALISASI JARINGAN UNTUK PERENOVASIAN SEKOLAH MENGGUNAKAN MASALAH  LINTASAN TERPENDEK

Makalah ini disusun untuk tugas akhir mata kuliah Nilai Teknik Riset Operasional (TRO) yang diampu oleh dosen Ibnu Hadi,M. Si

FANI KHADIJAH

3115076773

 

 

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA NON REGULER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2011

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1              Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan era globalisasi yang semakin pesat, sebagian besar di berbagai bidang seperti produksi, distribusi, perencanaan proyek, perencanaan tata letak, manajemen sumber daya, dan perencanaan keuangan merasakan jaringan telah menjadi salah satu kebutuhan pokok. Jaringan muncul di berbagai tempat dan dalam banyak bentuk. Transportasi, listrik, dan jaringan komunikasi adalah bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Sebetulnya bentuk jaringan memberikan bantuan secara visual dan konseptual yang sangat bermanfaat untuk menunjukkan hubungan di antara komponen-komponen system sehingga hampir semua bidang ilmiah, sosial, ekonomi, dan pendidikan menggunakan bentuk jaringan tersebut.

Salah satu perkembangan yang paling menggairahkan di bidang penelitian operasional pada beberapa tahun terkhir ini berlangsung pada bidang metodologi dan aplikasi model optimalisasi jaringan. Banyak model optimalisasi jaringan yang sesungguhnya merupakan bentuk khusus masalah pemrograman linier. Sebagai contoh masalah transportasi, masalah penugasan, masalah aliran biaya minimum, dan masalah lintasan terpendek.

Masalah lintasan terpendek salah satu bentuk masalah dari model optimalisasi jaringan yang digunakan di bidang perencanaan keuangan, khususnya di sekolah. Sekolah dalam tingkat manapun membutuhkan gedung yang terlihat tampak indah agar menarik perhatian para calon siswa atau orang tua untuk berminat bersekolah di tempat tersebut. Perenovasian gedung merupakan salah satu cara untuk menarik perhatian mereka.

Untuk membangun atau merenovasi sekolah, hal yang tidak kalah penting adalah bagaimana merenovasi suatu sekolah dengan waktu yang tidak terlalu lama. Ini mungkin sangat berpengaruh terhadap anggaran yang dimiliki. Makin cepat waktu untuk merenovasi, maka makin besar pula biaya yang dibutuhkan. Apalagi jika perenovasian yang cukup banyak,maka akan banyak pula biaya yang dibutuhkan.

Pada makalah ini, penulis mencoba menerapkan salah satu konsep dari model optimalisasi jaringan yaitu masalah lintasan terpendek untuk mengoptimasi waktu yang tidak terlalu lama untuk merenovasi gedung sekolah dengan biaya yang ada. Sehingga penulis membuat makalah ini dengan judul, “Penerapan Model Optimalisasi Jaringan Untuk Perenovasian Sekolah Menggunakan Masalah Lintasan Terpendek Contoh kasus SMKN 7 Jakarta”.

1.2              Rumusan Masalah

Dalam penulisan makalah ini, dapat dirumuskan bahwa permasalahan yang akan diselesaikan adalah :

  1. Bagaimana memodelkan atau merumuskan masalah ini sebagai masalah lintasan terpendek.
  2. Bagaimana menentukan lintasan terpendek agar sekolah tersebut dapat direnovasi dengan waktu yang tidak terlalu lama dan dengan uang yang ada.

1.3              Batasan Masalah

Agar penulisan ini terarah dan mudah dipahami, maka perlu dilakukan pembatasan lingkup penulisan. Adapun pembatasan tersebut meliputi :

  1. Penerapan hanya untuk menentukan lintasan terpendek dari masalah yang telah dimodelkan.
  2. Contoh kasus yang diambil hanya hanya terbatas pada waktu dan biaya untuk merenovasi suatu sekolah.
  3. Penyelesaian masalah menggunakan algoritma lintasan terpendek.

1.4              Tujuan Penelitian

  1. Menerapkan salah satu konsep dari model optimalisasi jaringan yaitu masalah lintasan terpendek  dengan menggunakan algoritma lintasan terpendek.
  2. Menentukan lintasan terpendek dalam perenovasian gedung sekolah, sehingga dapat meminimalkan waktu sampai gedung selesai direnovasi dengan batasan biaya.

1.5              Manfaat Penelitian

Adapun salah satu manfaat dari penulisan ini adalah memperluas dan memperdalam pengetahuan dan wawasan mengenai penerapan dari model optimalisasi jaringan, khususnya mengenai masalah lintasan terpendek.

1.6              Sistematika Penulisan

BAB I      :    PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan masalah, dan sistematika penulisan.

BAB II    :      PEMBAHASAN
Membahas tentang masalah lintasan terpendek yang digunakan dalam model optimalisasi jaringan.

BAB III   :      PENUTUP

Bab terakhir memuat kesimpulan dari keseluruhan uraian bab-bab sebelumnya dan saran-saran dari hasil yang diperoleh yang diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan selanjutnya.

dan selanjutynya silahkan download di,

TA Fani

🙂

Published in: on 7 Juli 2011 at 4:56 pm  Tinggalkan sebuah Komentar  

PERKEMBANGAN PRAKELAHIRAN, KELAHIRAN, DAN PASCA KELAHIRAN

BAB II

Periode prakelahiran adalah periode yang pertama dilalui oleh setiap individu dan yang paling singkat dari periode sebelumnya. Periode ini mulai pada saat pembuahan dan berakhir pada saat kelahiran yang berlangsung antara 270 sampai 280 hari atau 9 bulan. Pembuahan terjadi ketika satu sel sperma tunggal dari laki- laki bergabung dengan satu ovum (sel telur) di dalam saluran indung telur ke dalam kandungan perempuan dalam proses yang disebut ”pembuahan” (fertilization). Sel telur yang dibuahi disebut ”zigot” (zygote). Pada saat zigot mengakhiri perjalanannya yang 3 hingga 4 hari melalui saluran indung telur ke dalam kandungan dan mencapai kandungan, sel telur pecah menjadi sekitar 12 hingga 16 sel.

2.1      Perkembangan Prakelahiran

a.   Perode Germinal

Periode awal atau germinal (germinal period) ialah periode perkembangan prakelahiran yang berlangsung pada 2 minggu pertama setelah pembuahan. Ini meliputi penciptaan zigot, dilanjutkan dengan pemecahan sel, dan melekatnya zigot ke dinding kandungan. Sekitar seminggu setelah pembuahan, zigot terdiri dari 100 hingga 150 sel. Pemisahan sel telah dimulai ketika lapisan dalam dan lapisan luar organisme terbentuk. Blastocyst ialah lapisan dalam sel yang berkembang selama periode germinal. Sel- sel ini kemudian berkembang menjadi embrio. Trophoblast ialah lapisan luar sel yang berkembang selama periode germinal. Sel- sel ini kemudian menyediakan gizi dan dukungan bagi embrio. Implantation, yakni melekatnya zigot ke dinding kandungan, berlangsung kira- kira 10 hari setelah pembuahan.

b.   Periode Embrionis

Periode embrionis (embryonic period) ialah periode perkembangan prakelahiran yang terjadi dari 2 hingga 8 minggu setelah pembuahan. Selama periode embrionis, angka pemisahan sel meningkat, sistem dukungan bagi sel terbentuk, dan organ- organ mulai tampak. Ketika zigot mendekati didnding peranakan, sel- selnya membentuk tiga lapisan. Endoderm embrio ialah lapisan dalam sel, yang akan berkembang menjadi sistem pencernaan dan pernafasan. Lapisan luar sel pecah menjadi dua bagian. Ectoderm ialah lapisan paling luar, yang akan menjadi sistem syaraf, penerima sensor (telinga, hidung, mata, dll). Mesoderm ialah lapisan tengah, yang akan menjadi sistem peredaran, tulang, otot, sistem pembuangan kotoran badan, dan sistem reproduksi. Setiap bagian tubuh pada akhirnya berkembang dari ketiga lapisan ini. Endoderm utamanya menghasilkan bagian dalam tubuh, mesoderm utamanya menghasilkan bagian- bagian yang mengelilingi wilayah dalam tubuh, dan ectoderm utamanya menghasilkan bagian- bagian permukaan.

Ketika ketiga lapisan embrio terbentuk, sistem dukungan kehidupan bagi embrio matang dan berkembang dengan cepat. Sistem dukungan kehidupan ini meliputi ari-ari, tali pusar, dan amnion. Ari- ari (placenta) ialah suatu sistem dukungan kehidupan yang terdiri dari sekelompok jaringan/ lapisan yang berbentuk disk atau piring yang di dalamnya pembuluh darah dari ibu dan anak mengait tetapi tidak menyatu. Tali pusar (umbilical cord) ialah suatu sistem dukungan kehidupan, yang mengandung dua pembuluh nadi dan satu pembuluh vena, yang menghubungkan bayi dengan ari- ari. Molekul yang sangat kecil- udara, air, garam, makanan, dari darah ibu, dan karbon dioksida serta kotoran pencernaan dari darah embrio- berpindah dari ibu kepada bayi dan dari bayi kepada ibu.

Molekul- molekul besar tidak dapat berpindah melalui dinding ari- ari ini meliputi sel darah merah dan zat- zat berbahaya seperti bakteri, kotoran ibu, dan hormon. Amnion, yakni suatu keranjang atau amplop yang berisi cairan bening yang di dalamnya embrio yang sedang berkembang mengapung. Seperti ari- ari dan tali pusar, amnion berkembang dari telur yang dibuahi, bukan dari tubuh ibu

psikoper lanjutan>>>

Published in: on 1 Agustus 2009 at 10:48 am  Tinggalkan sebuah Komentar  

PERKEMBANGAN MASA BAYI

Masa bayi dianggap sebagai masa dasar, karena merupakan dasar periode kehidupan yang sesungguhnya karena pada saat ini banyak pola perilaku, sikap dan pola ekspresi emosi terbentuk. Masa bayi berlangsung dua tahun pertama setelah periode bayi baru lahir.

  1. Pertumbuhan Dan Perkembangan Fisik Bayi
  1. Refleks

Bayi memiliki beberapa refleks dasar yang secara genetis merupakan mekanisme pertahanan hidupnya. Sifat refleks ini adalah otomatis dan berada di luar kendali bayi yang baru lahir. Refleks menghisap(sucking reflex) terjadi ketika bayi yang baru lahir secara otomatis menghisap benda yang ditempatkan di mulut mereka. Refleks mencari (rooting reflex) terjadi ketika pipi bayi diusap/dibelai, sebagai respon, bayi itu akan memalingkan kepalanya ke arah benda yang menyentuhnya. Refleks moro (reflex moro) adalah suatu respon tiba-tiba pada bayi yang baru lahir yang terjadi akibat suara atau gerakan yang mengejutkannya. Ketika dikagetkan, bayi akan melengkungkan punggungnya, melemparkan kepalanya ke belakang, dan merentangkan lengan dan kakinya. Semua refleksi ini akan menghilang pada usia 3 hingga 4 bulan. Menghisap adalah refleks yang sangat penting bagi bayi. Refleks ini merupakan rute bayi menuju pengenalan akan makanan. Tetapi banyak orang tua  yang benar-benar khawatir ketika kegiatan menghisap ibu jari pada anak-anak mereka terus berlangsung hingga ke tahun-tahun prasekolah dan sekolah dasar. Perbedaan-perbedaan individual pada susunan biologis anak-anak adalah salah satu hal yang menyebabkan keberlangsungan perilaku menghisap.

Refleks Stimulasi Respons Bayi Pola perkembangan
Mengejapkan mata Sorotan cahaya dan tiupan Menutup kedua mata Permanen
Babinski Telapak kaki diusap Menyebarkan jari kaki, memutar-mutarkan kaki Menghilang setelah 9 bulan hingga setahun
Memegang Telapak kaki diusap Menggenggam dengan kuat Melemah setelah 3 bulan, menghilang setelah setahun
Moro (mengejutkan) Stimulasi tiba-tiba, seperti mendengar suara nyaring atau diturunkan Kaget, melengkungkan punggung, melempar kepala ke belakang, merentangkan lengan dan kaki kemudian menutupkannya dengan cepat ke pusat tubuh Menghilan setelah 3 hingga 4 bulan
Mencari Leher atau pinggir mulut diusap Membalikkan kepala, membuka mulut, mulai menghisap Menghilan setelah 3 hingga 4 bulan
Melangkah Bayi diangkat dan kaki diturunkan untuk menyentuh permukaan Menggerakkan kaki seolah-olah berjalan Menghilan setelah 3 hingga 4 bulan
Mengisap Benda menyentuh mulut Mengisap secara otomatis Menghilan setelah 3 hingga 4 bulan
Berenang Bayi menaruh wajah ke bawah di dalam air Membuat gerakan-gerakan berenang yang terkoordinasi Menghilan setelah 6 hingga 7 bulan
Leher ditopang Bayi ditelentangkan Menggepalkan tinju kedua tangan dan biasanya membalikkan kepala ke kanan Menghilan setelah 2 bulan
  1. Urutan Cephaloucaudal dan Proximodistal

Pola cephaloucaudal (cephalocaudal pattern) ialah urutan pertumbuhan di mana pertumbuhan terbesar selalu dimulai dari atas-kepala-dilanjutkan dengan pertumbuhan fisik mencakup yang lebih besar, berat, serta perkembangan organ tubuh lainnya secara berangsur-angsur dari atas kebawah (ke leher, bahu, batang tubuh tengah, dan lain-lain).

Pola proximodistal (proximodistal pattern) ialah urutan pertumbuhan dimana pertumbuhan dimulai pada bagian tengah tubuh lalu bergerak menuju kaki dan tangan.

  1. Tinggi dan Berat

Pada waktu lahir, seorang bayi rata-rata mempunyai berat badan 3000 gram dan panjang badan 50 cm. Dalam beberapa hari pertama kehidupannya, kebanyakan bayi yang baru lahir kehilangan 5 hingga 7 persen berat tubuh mereka sebelum mereka belajar menyesuaikan diri dengan kegiatan makan yang terjadi setelah kelahiran. Segera setelah bayi menyesuikan diri dengan cara menghisap, menelan, dan mencerna, mereka tunbuh dengan cepat dan memperoleh berat kira-kira 5 hingga 6 ons per minggu selama bulan pertama. Bayi tumbuh kira-kira i inci per bulan selama tahun pertama.

  1. Keterampilan Motorik Kasar dan Halus

Keterampilan motorik kasar meliputi kegiatan otot-otot besar seperti menggerakkan lengan dan berjalan. Para pakar perkembangan anak yakin bahwa kegiatan motorik selama dua tahun adalah vital bagi perkembangan kompetensi anak dan bahwa hanya diperlukan sedikit pembatasan, untuk tujuan keselamatan, atas “petualangan” motorik mereka.

Keterampilan motorik halus meliputi gerakan-gerakan menyesuikan secara lebih halus, seperti ketangkasan jari. Perkembangan perilaku seperti meraih dan menggenggam semakin baik selam dua tahun pertam kehidupan. Pada mulanya, bayi hanya memperlihatkan gerakan bahu dan siku yang kasar, tetapi kemudian memperlihatkan gerakan pergelangan tangan, perputaran tangan, dan koordinasi ibu jari dan jari telunjuk tangan.

  1. Otak

Bermula dari makhluk bersal satu, pada saat lahir seorang bayi sudah mempunyai otak dan sistem syaraf yang terdiri kira-kira 100 trilyun sel syaraf. Akan tetapi keterkaitan sel-sel syaraf ini masih lemah . Pada saat lahir. Otak bayi hanya 25 persen berat otak dewasa, dan pada tahun kedua kira-kira sudah 75 persen berat otak orang dewasa.

  1. Keadaan Bayi
  2. Tidur nyenyak. Bayi tidur diam dengan mata tertutup, pernapasannya teratur, tidak bersuara, dan tidak merespon rangsangan dari luar.
  3. Tidur teratur. Bayi bergerak-gerak sedikit, pernapasan mungkin berbunyi, ritme napas teratur ke tidak teratur.
  4. Tidur gelisah. Bayi tampak melakukan beberapa gerakan, matanya tertutup kelopak matanya mungkin berkedip-kedi, bernapas tidak teratur, dan mengeluarkan suara mengeluh.
  5. Mengantuk. Separuh mata bayi terbuka, ada sedikit gerakan, dan lebih banyak bersuara.
  6. Aktivitas waspada. Ini yang paling sering dilihat orang tua yang menganggap bayi tersebut sudah bangun. Mata terbuka, ia melakukan gerakan bebas, agak rewel, kulitnya agak memerah, dan pernapasannya tidak teratur ketika sedang tegang.
  7. Waspada dan terfokus. Sering terlihat pada anak-anak yang sudah agak tua.Mata bayi terbuka lebar, dan ada kegiatan motorik yang terarah
  8. Terfokus Secara kaku. Bayi dalam keadaan terjaga tetapi tidak bereaksi pada rangsangan jutuan.

Suatu percobaan khusus tentang tidur bayi ialah sindrom kematian bayi, yakni suatu kondisi yang terjadi ketika seorang bayi berhenti bernafas, biasanya saat malam hari. Dan secara tiba-tiba meninggal tanpa sebab yang jelas. Bayi-bayi yang meninggal oleh kondisi ini memperlihatkan kerapuhan biologis sbelumnya dalam perkembangan mereka, yang meliputi peristiwa kelahiran prematur, rendahnya berat lahir, rendahnya skali apgar, dan masalah-masalah pernapasan.

  1. Gizi

Kalori dan nilai gizi yang cukup dberikan dengan penuh kasih sayang. Dari lahir hingga usia setahun, bayi bertambah panjangnya  50 persen. Pakar gizi mengajurkan bahwa bayi perlu mengkonsumsi 50 kaloriper hari untuk setiap setengah kilo berat mereka. ASI atau alternatif lainnya, merupakan sumber gizi dan energi bayi selama 4 hingga 6 bulan pertama.

Memberi ASI berarti memberi susu yang bersih dan dapat dicerna serta menolong mengimunisasi bayi yang baru lahir dari penyakit. Bayi yang mengkonsumsi ASI memperoleh berat yang lebih cepat daripada bayi yang mendapatkan kebutuhan gizinya dari makanan botol. Selain itu, keuntungan memberi ASI ialah bahwa bayi memperoleh perlindungan dari beberapa infeksi pencernaan dan alergi makanan, dan kemungkinan mengurangi osteoporosis dan kanker payudara bagi ibu-ibu.

Marasmus ialah terbuangnya jarinagn penting pada bayi pada tahun pertama bayi yang disebabkan oleh kekurangan protein dan kalori yang parah. Bayi menjadi kekurangan berat badan dan ototnya berhenti tumbuh. Penyebab utama marasmus ialah kekurangan ASI (karena terlalu cepat disapih) dan gizi yang kurang memadai seperti formula susu sapi yang tidak cocok dan tidak bersih.

Perbandingan bayi yang makan ASI dan makan makanan botol di negara-negara Afganistan, Haiti, Ghana, dan Chile menunjukkan bahwa angka kematian jauh lebih besar di kalangan bayi yang makan makanana botol dibanding dengan bayi yang makan ASI, denagn tingkat  kematian bayi yang makan makanan botol kadang-kadang lima kali lebih tinggi dari pada bayi yang makan ASI.

  1. Perkembangan Sensori dan Persepsi
  1. Sensasi dan Persepsi

Sensasi terjadi ketika sekumpulan informasi “mengadakan kontak” dengan penerina sensor-mata, telinga, lidah, hidung, dan kulit. Sensasi pendengaran terjadi ketika gelombang udara yang bergetar dikumpulkan oleh telinga bagian luar dan ditransmisikan melalui tulang telinga bagian dalam ke saraf pendengaran. Sensasi penglihatan terjadi ketika cahaya lampu mengadakan kontak dengan kedua mata dan difokuskan di dalam retina.

Persepsi ialah interpretasi tentang apa yang diindrakan atau dirasakan. Informasi tentang peristiwa-peristiwa tertentu yang mengadakan kontak dengan telinga diinterpretasikan sebagai suara musik, misalnya. Sementara peristiwa lainnya yang ditransmisikan ke dalam retina diiterpretasikan sebagai suatu warna, pola, atau bentuk khusus.

  1. Persepsi Visual
  • Penglihatan bayi yang baru lahir

Dari eksperimen yang dilakukan oleh Frantz terhadap bayi di dalam kamar tembus pandang di dapat bahwa bayi lebih senang melihat pola daripada warna atau kecerahan. Misalnya mereka lebih senang melihat wajah, potongan benda yang dicetak, atau mata sapi jantan lebih lama daripada piringan berwarna merah, kuning, atau putih. Penglihatan bayi yang baru lahir diperkirakan 20/200 hingga 20/600 pada bagan Snellen Ini sekitar 10 hingga 30 kali lebih rendah daripada penglihatan orang dewasa normal(20/20). Akan tetapi, pada usia 6 bulan, penglihatan menjadi 21/100 atau lebih baik.

  • Persepsi Bayi Terhadap Wajah

Pada usia 3 ½ minggu, bayi tertarik kepada mata, mungkin karena bersinar dan bentuknya sederhana yaitu bulat. Pada usia1 sampai 2 bulan, ia mulai mengenal garis besar wajah. Diatas 2 bulan, ia mulai memperhatikan unsur-unsur wajah; ia sudah dapat membedakan mata dari bagian-bagian lain dan mulai memperhatikan mulut dan gerakan-gerakan mulut akan menarik perhatiannya. Pada usia 5 bulan, ia sudah mulai mengenal raut wajah, perubahan-perubahan air muka, bentuk kepala yang lonjong, pola tiga dimensionalnya dan kaitan antara unsur-unsur wajah. Pada usia 6 bulan, bayi sudah dapat membedakan wajah antara yang dikenal dengan yang tidak dikenalnya, dan tentu saja sudah mengenal wajah ibunya.

  1. Pendengaran

Segera setelah kelahiran, bayi dapat mendengar, walaupun ambang pintu sensor mereka agak lebih tinggi di bandingkan dengan ambang pintu sensor orang dewasa (Trehub, dkk, 1991). Oleh karenanya, suatu rangsangan harus lebih nyaring untuk didengarkan oleh bayi yang baru lahir.

  1. Sentuhan dan Rasa Sakit

Bayi-bayi yang baru lahir ternyata memberi respon terhadap sentuhan. Sentuhan ke pipi menghasilkan gelengan kepala, sedangkan sentuhan ke bibir menghasilkan gerakan menghisap. Suatu kemampuan yang sangat penting yang berkembang pada masa bayi ialah kemampuan menghubungkan informasi atas penglihatan dengan informasi yang mereka terima atas sentuhan.

Para ahli beranggapan bahwa bayi yang baru lahir belum dapat merasakan nyeri. Kebiasaan menyunat bayi berusia 3 hari yang lazim dilakukan di Amerika Serikat, menunjukkan bahwa bayi-bayi yang sedang disunat itu akan menangis keras-keras dan tampak gelisah.

  1. Penciuman

Penelitian Lipsitt, Engen, dan Kaye (1963) menunjukkan bahwa bayi akan gelisah , menggerak-gerakkan tangan dan kakinya serta berubah pernafasannya apabila didekatkan kepada asafesida, suatu zat yang sangat busuk baunya. Ini mambuktikan bahwa mereka sudah dapat mencium bau. Bayi berusia 2 sampai 7 hari sudah dapat mencuim dan mengenal bau payudara ibu dan bau ASI, namun mereka baru dapat mengidentifikasikan bau ibunya setelah berusia beberapa minggu (MacFarlane, 1975)

  1. Pengecapan

Sensitivitas atau kepekaan terhadap rasa dapat muncul sebelum kelahiran. Jika cairan amnion dari janin yang cukup waktu diberi sakharin (pemanis), maka janin akan makin sering menelan (Windle, 1940). Dalam penelitian lain, bayi-bayi yang baru lahir memperlihatkan suatu ekspresi seperti senyum setelah diberi suatu larutan manis. Sebaliknya, mereka mengerutkan lidah mereka setelah diberi suatu larutan asam (Steiner, 1979). Dan dalam satu studi, bayi-bayi berusia 1 hingga 3 hari menangis lebih sedikit ketika mereka diberi larutan sukrosa melalui suatu dot (Smith, Fillion, & Blass, 1990)

  1. Perabaan

Indra perabaan bayi sudah bekerja sejak lahir. Seorang bayi akan menggerakkan kepalanya apabila pipinya disentuh, dan ia akan melakukan gerakan mengisap jika bibirnya disentuh. Suatu hal yang penting adalah kemampuan untuk mengaitkan informasi pelihatan dengan informasi perabaan; hal ini sudah tampak pada bayi berumur 6 bulan (Acredolo & Hake, 1982)

Published in: on 1 Agustus 2009 at 10:39 am  Tinggalkan sebuah Komentar  

PEMBELAJARAN TERPADU

MAKALAH teori belajar dan pembelajaran

  1. A. Pengertian Pembelajaran Terpadu

Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu siswa akan memeroleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Bermakna di sini memberikan arti bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan antar konsep dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran.

Beberapa pengertian dari pembelajaran terpadu yang dikemukakan oleh beberapa orang pakar pembelajaran terpadu diantaranya :

(1) menurut Cohen dan Manion (1992) dan Brand (1991), terdapat tiga kemungkinan variasi pembelajaran terpadu yang berkenaan dengan pendidikan yang dilaksanakan dalam suasana pendidikan progresif yaitu kurikulum terpadu (integrated curriculum), hari terpadu (integrated day), dan pembelajaran terpadu (integrated learning). Kurikulum terpadu adalah kegiatan menata keterpaduan berbagai materi mata pelajaran melalui suatu tema lintas bidang membentuk suatu keseluruhan yang bermakna sehingga batas antara berbagai bidang studi tidaklah ketat atau boleh dikatakan tidak ada. Hari terpadu berupa perancangan kegiatan siswa dari sesuatu kelas pada hari tertentu untuk mempelajari atau mengerjakan berbagai kegiatan sesuai dengan minat mereka. Sementara itu, pembelajaran terpadu menunjuk pada kegiatan belajar yang terorganisasikan secara lebih terstruktur yang bertolak pada tema-tema tertentu atau pelajaran tertentu sebagai titik pusatnya (center core / center of interest);

(2) Menurut Prabowo (2000 : 2), pembelajaran terpadu adalah suatu proses pembelajaran dengan melibatkan / mengkaitkan berbagai bidang studi. Dan ada dua pengertian yang perlu dikemukakan untuk menghilangkan kerancuan dari pengertian pembelajaran terpadu di atas, yaitu konsep pembelajaran terpadu dan IPA terpadu.

Published in: on 1 Agustus 2009 at 10:28 am  Tinggalkan sebuah Komentar  

Statistika dasar

makalah statistika dasar

BAB I
PENDAHULUAN

Statistika terbagi atas 2 fase, yaitu statistika deskriptif dan statistika induktif. fase pertama dikerjakan untuk melakukan fase kedua. Fase kedua ialah statistika induktif adalah statistik yang digunakan untuk menyimpulkan data-data statistik. Statistika induktif menyimpulkan data-data statistik (toward statistical inference) yang berupa karakteristik populasi.
Populasi ialah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung maupun pengukuran, kuantitatif,ataupun kualitatif, dan pada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas.
Contoh populasi :
1. Semua kupu-kupu di pegunungan Rocky
2. Seluruh mahasiswa di Universitas Negeri Jakarta
Karena jumlah populasi takterhingga maka untuk mendapatkan data-data statistic dan mengambil kesimpulan statistic dengan mudah digunakanlah sample. Sample tersebut diambil dari populasi yang bersangkutan.

Published in: on 31 Juli 2009 at 2:04 pm  Tinggalkan sebuah Komentar  

BAB mengenai vektor diruang 2 dan 3 (ALJABAR LINEAR)

BAB mengenai vektor diruang 2 dan 3 (ALJABAR LINEAR)

BAB TIGA
Vektor-vektor di Ruang -2 dan Ruang-3

3.1 Vektor (Geometrik) – Pengantar

Banyak kuantitas fisis, seperti luas, panjang, massa, dan temperatur, dapat dijelaskan secara lengkap apabila besaran kuantitas tersebut telah diberikan. Kuantitas seperti ini kita namakan skalar. Kuantitas fisis lainnya, kita namakan vektor, penjelasannya tidak begitu lengkap sehingga baik besarannya maupun arahnya dapat dispesifikasikan.
Vektor-vektor dapat dinyatakan secara geometris sebagai segmen-segmen garis terarah atau panah-panah di ruang-2 atau ruang-3; arah panah menentukan arah vektor dan panjang menyatakan besarnya. Ekor panah dinamakan titik awal (initial point) dari vektor, dan ujung panah dinamakan titik terminal (terminal point). Kita akan menyatakan vektor dengan huruf kecil tebal misalnya a, k, v, w dan x. Bila membahas vektor, maka kita akan menyatakan bilangan sebagai skalar. Semua skalar merupakan bilangan riil dan akan dinyatakan oleh huruf kecil biasa misalnya, a, k, v, w dan x.
Jika, seperti pada gambar 3.1a, titik awal vektor v adalah A dan titik terminalnya adalah B, maka kita tuliskan
v = AB
Vektor-vektor yang mempunyai panjang dan arah yang sama, seperti vektor-vektor pada gambar 3.1b, dinamakan ekivalen. Karena kita menginginkan sebuah vektor yang ditentukan oleh panjang dan arahnya , maka vektor-vektor ekivalen dianggap sama walaupun vektor-vektor tersebut mungkin diletakkan pada kedudukan yang berbeda-beda. Jika v dan w ekivalen maka kita tuliskan
v = w

klo udah dibaca tlong cment yaa…???
smoga ini dapat membantu kalian smua….
^_^

Published in: on 31 Juli 2009 at 1:09 pm  Tinggalkan sebuah Komentar  

filsafat matematika

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan nikmat, taufik, serta hidayahnya kepada kita semua, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang merupakan Tugas Akhir mata kuliah Filsafat Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam semester ini.

Tak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa serta Sri Sudaryati, M.Pd selaku dosen mata kuliah Filsafat MIPA, dan rekan-rekan yang telah membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini walaupun tidak terlibat langsung.

Akhirnya tiada gading yang tak retak, tidak ada kesempurnaan tanpa adanya perbaikan, untuk itu kepada rekan-rekan serta Ibu Sri dan juga semua pihak, saya mengharapkan dan selalu menerima kritik dan saran dengan tangan terbuka. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita dan dunia pendidikan.

Jakarta, Juni 2008

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………..1

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………..2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah………………………………………………………………….3

1.2 Perumusan Masalah………………………………………………………………………..4

1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………………………………………4

1.4 Metode Penulisan…….…………………………………………………………………….4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Filsafat dan Matematika………………………………………………….5

2.1.1 Pengertian Filsafat…………………………………………………………………….5

2.1.2 Pengertian Matematika………………………………………………………………6

2.2 Hubungan Matematika dengan Filsafat……………………………………………..8

2.3 Peranan Matematika Dalam Filsafat ( Komunikasi Pemikiran

Keilmuwan)………………………………………………………………8

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………….14

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………….16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam komunikasi pemikiran keilmuan, matematika memainkan dua peranan, yakni :

a. Sebagai raja, matamatika merupakan bentuk logika paling tinggi yang pernah diciptakan oleh pemikiran manusia. Logika ini dilukiskan dalam bentuk sistem simbolis dari kegiatan pemikiran serta struktur yang teratur dari teori bilangan dan ruang.

b. Sebagai pelayan, matematika menyediakan bagi ilmu-ilmu yang lainnya, bukan saja sistem logikanya tetapi juga model matematis dari berbagai segi kegiatan keilmuwan. Matematika dari model inilah yang dipergunakan untuk mengkomunikasikan hukum keilmuwan dan hipotesis.

Beberapa sifat yang penting memungkinkan matematika memegang peranan yang sangat penting dalam proses kegiatan keilmuwan. Sifat-sifat itu adalah sebagai berikut :

a. Matematika berhubungan dengan pernyataan yang berupa dalil dan konsekuensinya di mana pengujian kebenaran secara matematis akan dapat diterima oleh tiap orang yang rasional.

b. Matematika tidak bergantung kepada perubahan ruang dan waktu.

c. Matematika bersifat eksak dalam semua yang dikerjakannya meskipun dia mempergunakan data yang tidak eksak (merupakan perkiraan).

d. Matematika adalah logika deduktif yang mengubah pengalaman indera menjadi bentuk-bentuk yang diskriminatif.

Filsafat dan matematika tumbuh di bawah asuhan filsuf Yunani, Phytagoras yang mendirikan Mazhab Phytagoranisme di Crotona. Ia mengemukakan bahwa segenap gejala alam merupakan pengungkapan inderawi dari perbandingan-perbandingan matematis. Mazhab ini menyimpulkan bahwa bilangan merupakan intisari dan dasar pokok dari sifat-sifat benda.

Seorang filsuf besar dari Yunani kuno setelah Zeno menegaskan hubungan yang amat erat antara matematika dan filsafat adalah Plato. Ia menegaskan bahwa geometri sebagai pengetahuan ilmiah yang berdasarkan akal murni menjadi kunci ke arah pengetahuan dan kebenaran kebenaran filsafat. Menurut Plato, geometri merupakan suatu ilmu dengan akal murni membuktikan proporsi-proporsi abstrak mengenai hal-hal abstrak seperi garis lurus, segitiga atau lingkaran.

1.2 Perumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari filsafat dan matematika?

2. Apakah hubungan filsafat dengan matematika?

3. Apakah peranan matematika dalam filsafat?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan dan diharapkan bermanfaat bagi kita semua.

1.4 Metode Penulisan

Penulis memergunakan metode observasi. Dalam metode ini penulis membaca buku dan artikel yang berkaitan dengan penulisan makalah ini.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Filsafat dan Matematika

2.1.1 Pengertian Filsafat

Kata ‘filsafat’ berasal dari bahasa Yunani, yaitu ‘philosophia’ . Kata philosophia merupakan gabungan dari dua kata yaitu philos dan sophia. Philos berarti sahabat atau kekasih, sedangkan sophia memiliki arti kebijaksanaan, pengetahuan, kearifan. Dengan demikian maka arti dari kata philosophia adalah cinta pengetahuan. Plato dan Socrates dikenal sebagai philosophos (filsuf) yaitu orang yang cintai pengetahuan.

Filsafat adalah pikiran manusia yang radikal, artinya mengesampingkan pendirian-pendirian dan pendapat-pendapat “yang diterima saja” mencoba memperlihatkan padangan yang merupakan akar dari lain-lain pandangan dan sikap praktis. Jika filsafat misalnya berbicara tentang masyarakat, hukum, sosiologi, kesusilaan dan sebagainya, di situ pandangan tidak diarahkan kepada sebab-sebab yang terdekat (secundary causes) melainkan ke “mengapa” yang terakhir (fist causes), sepanjang kemungkinan yang ada pada budi manusia berdasarkan kekuatannya. Filsafat mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang dihadapinya dengan berpangkalan pada manusia itu sendiri atau pikiran manusia itu sendiri. Jadi :

a. Objek filsafat adalah segala sesuatu yang ada.

b. Sudut pandangannya adalah sebab-sebab yang terdalam.

c. Sifat filsafat adalah sifat-sifat ilmu pengetahuan.

d. Jalannya filsafat dalam usaha mencari jawaban-jawaban dengan berdasarkan

kekuatan pikiran manusia atau budi murni dan tidak berdasarkan Wahyu

Allah atau pertolongan istimewa dari agama/Tuhan.

e. Karakteristik berpikir filsafat adalah Menyeluruh, mendasar dan spekulatif.

Dan perlu untuk kita ingat bahwa kata filsuf (philosophos) dan filsafat (philosophia) ini baru menyebar luas setelah masa Aristoteles. Aristoteles sendiri tidak menggunakan istilah ini (philosophia atau philosophos) dalam literatur-literaturnya.

Setelah masa kejayaan romawi dan persia memudar, penggunaan istilah filsafat berikutnya mendapat perhatian besar dari kaum muslimin di arab. Kata falsafah (hikmah) atau filsafat kemudian mereka sesuaikan dengan perbendaharaan kata dalam bahasa arab, yang memiliki arti berbagai ilmu pengetahuan yang rasional.

2.1.2 Pengertian Matematika

Pengertian matematika sangat sulit didefinsikan secara akurat. Pada umumnya orang awam hanya akrab dengan satu cabang matematika elementer yang disebut aritmatika atau ilmu hitung yang secara informal dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang berbagai bilangan yang bisa langsung diperoleh dari bilangan-bilangan bulat 0, 1, -1, 2, – 2, …, dst, melalui beberapa operasi dasar: tambah, kurang, kali dan bagi.

Akan tetapi, penulis mencoba memberikan pengertian dari matematika. Menurut bahasa kata “matematika” berasal dari kata μάθημα(máthema) dalam bahasa Yunani yang diartikan sebagai “sains, ilmu pengetahuan, atau belajar” juga μαθηματικός (mathematikós) yang diartikan sebagai “suka belajar”.

Sedangkan menurut istilah, apakah matematika itu? Pertanyaan ini jawabannya dapat brbeda-beda bergantung pada kapan pertanyaan itu dijawab, dimana dijawab, siapa yang menjawabnya dan apa sajakah yang dipandang termasuk dalam. Dengan demikian, untuk menjawab pertanyaan :Apakah matematika itu ? Untuk menjawabnya kita harus hati-hati. Karena itu berbagai pendapat muncul tentang pengertian matematika tersebut dipandang dari pengetahuan dan pengalaman masing-masing individu yang berbeda. Ada yang berpendapat bahwa matematika itu bahasa simbol,matematika itu adalah bahasa numrik, matematika itu adalah bahasa yang menghilangkan sifat kabur,majemuk, dan emosional, matematika adalah metode berpikir logis , matematika adalah saran berpikir, matematika adalah logika pada masa dewasa , matematika adalah ratunya ilmu dan sekaligus menjadi pelayannya, matematika adalah sains mengenai kuantitas dan besaran, matematika adalah sains yang bekerja menarik mkesimpulan-kesimpulan yang perlu, matematika adalah sains formal yang murni, matematika adalah sains yang memanipulsi simbol, matematika adalah ilmu tentang bilangan dan ruang, matematika adalah ilmu yang mempelajari hubungan pola, bentuk dan struktur , matematika adalah imu yang abstrak dan deduktif .

Selain itu juga, beberapa pendapat para ahli tentang matematika yang telah menyinggung muatan materi yang terdapat dalam ruang lingkup matematika dan karakteristik matematika itu sendiri, yakni :

a. James dan James, yang mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika, mengenai bentuk,susunan, besaran dan konsep-konsep yang berhubungan lainnya dengan jumlah banyak yang terbagi kedalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis dan geometri.

b. Jhonson dan Rising bahwa matematika adalah pola berpikir,pola mengorganisasikan, pembuktian yang logik, matematika itu bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat, representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide daripada mengenai bunyi.

c. Reys mengatakan bahwa matematika adalah telaahan tentang pola dan hubungan , suatu jalan atau pola pikir, suatu seni, suatu bahasa dan suatu alat.

d. Kline mengatakan bahwa matematika bukanlah pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika itu terutama untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial , ekonomi dan alam.

Jadi dari seluruh pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa adanya matematika itu karena kemampuan proses berpikir manusia tentang pengalaman permasalahan yang ditemui dan dipecahkan, yang kemudian pengalaman pemecahan masalah tersebut menjadi suatu yang terkonstruksi sebagai suatu konsep matematika yang kemudian dapat digunakan sebagai alat pemecahan masalah yang sama atau yang baru.

2.2 Hubungan Matematika dengan filsafat

Matematika dan filsafat memiliki hubungan yang erat :

a. Filsafat dan geometri ( suatu cabang matematik ) lahir pada masa yang sama,di tempat yang sama, dan dari ayah yang tunggal , yakni sekitar 640-546 sebelum Masehi, di Miletus ( terletak di pantai barat negara Turki sekarang ) dan dari pikiran seorang bernama Thales.

b. Matematik tidak pernah lahir dari filsafat, melainkan keduanya berkembang bersama-sama dengan saling memberikan persoalan-persoalan sebagai bahan masuk dan umpan balik.

c. Adanya hubungan timbal balik dan saling pengaruh antara filsafat dan matematik dipacu pula oleh filsuf Zeno dari Elea. Zeno memperbincangkan paradoks-paradoks yang bertalian dengan pengertian-pengertian gerak, waktu, dan ruang yang kemudian selama berabad-abad membingungkan para filsuf dan ahli matematik.

2.3 Peranan Matematika Dalam Filsafat ( Komunikasi Pemikiran

Keilmuwan)

Telah dijelaskan pada materi sebelumnya bahwa matematika memiliki dua peranan dalam komunikasi pemikiran keilmuwan, yaitu sebagai raja dan pelayan. Sebagai raja, matematika adalah bentuk dari cara berpikir deduktif yang memperlakukan obyek pemikiran yang abstrak. Matematika merupakan bentuk komunikasi yang hampir mendekati kesempurnaan dari segenap bentuk komunikasi yang ada. Matematika umpamanya mempunyai sistem bilangan dengan unsur-unsur 1, 2, 3, dan sebagainya. Lambang-lambang ini dihubungkan oleh hukum-hukum dasar dan langkah-langkah tertentu. Sebuah lambang mendapatkan arti lewat hubungan yang dibentuk oleh hukum-hukum dasar tersebut. Hubungan ini kemudian diperluas lewat pernyataan sebab akibat dalam bentuk : Jika ini…., maka itu….; dan jika p menyebabkan q, dan q menyebabkan r, maka p menyebabkan r.

Contoh yang sederhana dari bentuk komunikasi ini terlihat dalam tiap teorema ilmu ukur bidang. Umpamanya, , rumus sebuah lingkaran adalah L = 2. Apa yang dimaksudkan dengan luas, lingkaran, phi dan jari-jari adalah tak lebih dari pengertian yang tercakup oleh penggunaan logis dari kata-kata tersebut.(Sebenarnya, tak seorang pun yang pernah melihat luas, lingkaran, phi, atau pun jari-jari. Semua ini adalah abstraksi yang tak dapat terindera secara fisik ). Teorema seperti ini tak akan dapat disusun dengan jalan pengukuran bahkan dengan pengukuran sejuta lingkaran sekalipun. Tetapi rumus lingkaran tersebut dapat dibuktikan secara empiris Jika jari-jari lingkaran adalah r, maka Rumus Luas daerah lingkaran adalah :

L = r 2

Untuk membuktikan rumus luas daerah lingkaran dapat dilakukan pembuktian secara empiris. Pembuktian rumus luas daerah lingkaran secara empiris yang lazim dilakukan adalah dengan cara memotong-motong lingkaran sehingga menjadi juring-juring kemudian membentuknya menjadi persegipanjang atau jajargenjang. Sehingga rumus luas daerah lingkaran dapat diturunkan dari rumus luas daerah persegipanjang atau jajargenjang.

· Pembuktian Rumus Luas Lingkaran dengan Menurunkan dari Rumus Luas Persegipanjang

Lingkaran dipotong-potong menjadi 8 juring, dan salah satu juring dibagi dua sama menurut jari-jari. Selanjutnya disusun secara sigzag ke samping dengan menempelkan sisi jari-jari dari masing-masing juring sehingga mendekati terbentuk persegipanjang.

Jika rumus luas persegipanjang adalah :

L = panjang × lebar,

Maka diperoleh rumus luas lingkaran, yaitu :

L = keliling lingkaran × jari – jari lingkaran

= × ( × 2r) × r

= × r × r

L = r2

· Pembuktian Rumus Luas Lingkaran dengan Menurunkan dari Rumus Luas Jajargenjang

Lingkaran dipotong-potong menjadi 8 juring. Selanjutnya disusun secara sigzag ke samping dengan menempelkan sisi jari-jari dari masing-masing juring sehingga mendekati terbentuk persegipanjang.

Jika rumus luas jajargenjang adalah :

L = alas × tinggi,

Maka diperoleh rumus luas lingkaran, yaitu :

L = keliling lingkaran × jari – jari lingkaran

= × ( × 2r) × r

= × r × r

L = r2

Selain pembuktian dengan menurunkan rumus luas lingkaran dari persegipanjang dan jajargenjang, ternyata dapat juga diturunkan dari rumus luas bangun datar yang lainnya.Yakni dari rumus luas daerah segitiga, belahketupat dan trapesium.

· Pembuktian Rumus Luas Lingkaran dengan Menurunkan dari Rumus Luas Segitiga

Untuk membuktikan rumus luas lingkaran dengan menurunkan dari rumus luas segitiga, lingkaran dibagi menjadi juring-juring sebanyak 4, 9, 16, 25, 36, dst, atau sebanyak n2, kemudian disusun sedemikian rupa sehingga membentuk segitiga sama kaki. Berikut ini lingkaran yang dipotong menjadi 4 juring dan menjadi 16 juring. Susunan lingkaran yang memiliki 16 juring akan nampak jelas bahwa susunan tersebut membentuk segitiga sama kaki. Akan tampak sangat jelas jika lingkaran dipotong menjadi 36, 49, 64 juring, dan seterusnya. Segitiga sama kaki tersebut adalah bentukan 16 juring dari sebuah lingkaran. Keliling lingkaran = × 16 busur juring. Alas segitiga sama kaki = 4 busur juring = keliling. Sedangkan tinggi segitiga tersebut adalah terdiri dari 4 juring = 4 r. Sehingga Jika luas daerah segitiga adalah :

L = × alas × tinggi,

Maka luas bangun pada susunan 16 juring adalah :

L = × keliling × 4r

= × keliling × r

= × 2r × r

= r2, ( terbukti )

· Pembuktian Rumus Luas Lingkaran dengan Menurunkan dari Rumus Luas Belahketupat

Untuk membuktikan rumus luas lingkaran dengan menurunkan dari rumus luas belahketupat, lingkaran dibagi menjadi juring-juring sebanyak 2, 8, 18, 32, dst, atau sebanyak 2n2, kemudian disusun sedemikian rupa sehingga membentuk bangun belahketupat. Susunan lingkaran yang dipotong menjadi 8 juring dan menjadi 18 juring terlihat semakin jelas membentuk bangun belah ketupat. Akan lebih jelas lagi jika lingkaran dibagi lebih banyak lagi sebanyak 32, 50, 72, dst. Belahketupat yang akan dijelaskan adalah bentukan 16 juring dari sebuah lingkaran. Keliling lingkaran = × 16 busur juring. Diagonal 1 = 3 busur juring = keliling. Sedangkan tinggi belahketupat tersebut adalah terdiri dari 6 juring = 6 r. Sehingga Jika luas daerah belahketupat adalah :

L = × d1 × d2,

Maka luas bangun pada susunan 16 juring adalah :

L = × keliling × 6r

= × keliling × r

= × 2r × r

= r2,( terbukti )

· Pembuktian Rumus Luas Lingkaran dengan Menurunkan dari Rumus Luas Trapesium

Untuk membuktikan rumus luas lingkaran dengan menurunkan dari rumus luas trapesium, lingkaran dibagi menjadi juring-juring yang dapat disusun satu tingkat, dua tingkat, tiga tingkat, dst. Jika juring-juring akan disusun satu tingkat, maka lingkaran dibagi menjadi juring sebanyak 3, 5, 7, 9, 11, atau (2n + 1). Jika juring-juring akan disusun dua tingkat, maka lingkaran dibagi menjadi juring sebanyak 8, 12, 16, 20, atau 4(n + 1). Jika juring-juring akan disusun tiga tingkat, maka lingkaran dibagi menjadi juring sebanyak 15, 21, 27, 33, atau 3(2n + 3). Kemudian disusun sedemikian rupa sehingga membentuk bangun trapesium sama kaki. Susunan lingkaran yang dipotong menjadi 8 juring dan disusun 2 tingkat dan menjadi 16 juring. Pada susunan lingkaran yang dipotong menjadi 16 juring terlihat semakin jelas membentuk bangun trapesium. Akan lebih jelas lagi jika lingkaran dibagi lebih banyak lagi. Trapesium tersebut adalah bentukan 8 juring dari sebuah lingkaran. Keliling lingkaran = × 16 busur juring. Sisi a = 3 busur juring = keliling. Sisi b = 5 busur juring = keliling. Sisi a + sisi b = keliling = keliling. Sedangkan tinggi trapesium tersebut adalah terdiri dari 2 juring = 2 r. Sehingga Jika luas daerah trapesium adalah :

L = × ( a + b ) × t,

Maka luas bangun pada susunan 16 juring adalah :

L = × (keliling × 2r)

= × keliling × r

= × 2r × r

= r2,( terbukti )

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Filsafat adalah pikiran manusia yang radikal, artinya mengesampingkan pendirian-pendirian dan pendapat-pendapat “yang diterima saja” mencoba memperlihatkan padangan yang merupakan akar dari lain-lain pandangan dan sikap praktis.

Sedangkan, adanya matematika itu karena kemampuan proses berpikir manusia tentang pengalaman permasalahan yang ditemui dan dipecahkan, yang kemudian pengalaman pemecahan masalah tersebut menjadi suatu yang terkonstruksi sebagai suatu konsep matematika yang kemudian dapat digunakan sebagai alat pemecahan masalah yang sama atau yang baru.

Dalam komunikasi pemikiran keilmuan, matematika memainkan dua peranan, yakni :

a. Sebagai raja, matamatika merupakan bentuk logika paling tinggi yang pernah diciptakan oleh pemikiran manusia. Logika ini dilukiskan dalam bentuk sistem simbolis dari kegiatan pemikiran serta struktur yang teratur dari teori bilangan dan ruang.

b. Sebagai pelayan, matematika menyediakan bagi ilmu-ilmu yang lainnya, bukan saja sistem logikanya tetapi juga model matematis dari berbagai segi kegiatan keilmuwan. Matematika dari model inilah yang dipergunakan untuk mengkomunikasikan hukum keilmuwan dan hipotesis.

Sebagai raja, matematika adalah bentuk dari cara berpikir deduktif yang memperlakukan obyek pemikiran yang abstrak. Matematika merupakan bentuk komunikasi yang hampir mendekati kesempurnaan dari segenap bentuk komunikasi yang ada.

Rumus lingkaran dapat dibuktikan secara empiris. Contohnya pada rumus lingkaran dapat diturunkan dari:

· Rumus Luas Daerah Segitiga

Jika lingkaran dibagi menjadi 16 juring, maka diperoleh rumus luas lingkaran dari rumus luas segitiga :

L = × alas × tinggi, maka

L = × keliling × 4r

= × keliling × r

= × 2r × r = r2, ( terbukti )

· Rumus Luas Daerah Belahketupat

Jika lingkaran dibagi menjadi juring, maka diperoleh rumus luas lingkaran dari rumus luas belahketupat :

L = × d1 × d2, maka

L = × keliling × 6r

= × keliling × r

= × 2r × r

= r2,( terbukti )

· Rumus Luas Daerah Trapesium

Jika lingkaran dibagi menjadi juring, maka diperoleh rumus luas lingkaran dari rumus luas belahketupat :

L = × ( a + b ) × t, maka :

L = × (keliling × 2r)

= × keliling × r

= × 2r × r

= r2,( terbukti )

  • apabila ingin data ini dapat mengirim komentar pada saya !!!

DAFTAR PUSTAKA

Suparwoto. 2007. Pembuktian Empiris Rumus Luas Lingkaran. [ON LINE] Tersedia : http://p4tkmatematika.com/web/images/

stories/artikel/empiris_suparwoto.pdf (Minggu, 08 Juni 2008)

Iman. 2008. Filsafat. [ON LINE] Tersedia : http://www.parapemikir.com/articles/

755/1/Filsafat/Page1.html (Rabu, 11 Juni 2008)

Rahmanato. ____. Kajian Teori, Kerangka Berpikir dan Hipotesis. [ON LINE] Tersedia : http://www.curriki.org/xwiki/bin/download/Coll_rahmanato/

BABIInew/BABIInew.doc (Rabu, 11 Juni 2008)

Suriasumantri, Jujun S. 1985. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta : Sinar Harapan

Suriasumantri, Jujun S. 1995. Ilmu Dalam Perspektif. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia

Gie, The Liang. 1980. Filsafat Matematik. Yogyakarta : Super

Published in: on 21 Februari 2009 at 9:17 am  Comments (2)  

HADITS (As-Sunnah)

1. Pengertian

Secara etimologis hadist bisa berarti:

a) Baru, seperti kalimat: “Allah qadim mustahil hadist”.

b) Dekat, seperti: “Haditsul ahdi bil Islam”.

c) Khabar, seperti: “Falya’tu bi haditsin mitslihi”.

Hadits (bahasa arab:Alhadiitsu) secara harfiah berarti perkataan atau percakapan. Dalam terminologi Islam perkataan dimaksud adalah perkataan dari Nabi Muhammad SAW. Namun sering kali kata ini mengalami perluasan makna sehingga disinonimkan dengan sunnah sehingga berarti segala perkataan (sabda), perbuatan, ketetapan maupun persetujuan dari Nabi Muhammad SAW yang dijadikan ketetapan ataupun hukum dalam agama. Hadits sebagai sumber hukum dalam agama Islam memiliki kedudukan kedua pada tingkatan sumber hukum dibawah Al Qur’an.

Ada yang berpendapat antara sunnah dan hadits tersebut adalah berbeda. Akan tetapi dalam kebiasaan hukum Islam antara hadits dan sunnah tersebut hanyalah berbeda dalam segi penggunaannya saja, tidak dalam isi dan tujuannya

2. Pembentukan dan Sejarahnya

Pada zaman Rasulullah al-Hadits belum pernah dituliskan sebab :

a. Nabi sendiri pernah melarangnya, kecuali bagi sahabat-sahabat tertentu yang diizinkan beliau sebagai catatan pribadi.

b. Rasulullah berada ditengah-tengah ummat Islam sehingga dirasa tidak sangat perlu

untuk dituliskan pada waktu itu.

c. Kemampuan tulis baca di kalangan sahabat sangat terbatas.

d. Ummat Islam sedang dikonsentrasikan kepada Al-Qur’an.

e. Kesibukan-kesibukan ummat Islam yang luar biasa dalam menghadapi perjuangan da’wah yang sangat penting.

Pada zaman-zaman berikutnya pun ternyata al-Hadits belum sempat dibukukan karena sebab-sebab tertentu. Baru pada zaman ‘Umar bin Abdul Azis, khalifah ke-8 dari dinasti Bani Umayyah ( 99-101 H ) timbul inisiatif secara resmi untuk menulis dan membukukan hadits itu. Sebelumnya hadits-hadits itu hanya disampaikan melalui hafalan-hafalan para sahabat yang kebetulan hidup lama setelah Nabi wafat dan pada sa’at generasi tabi’in mencari hadits-hadits itu.

Hadits sebagai kitab berisi berita tentang sabda, perbuatan dan sikap Nabi Muhammad sebagai Rasul. Berita tersebut didapat dari para sahabat pada saat bergaul dengan Nabi. Berita itu selanjutnya disampaikan kepada sahabat lain yang tidak mengetahui berita itu, atau disampaikan kepada murid-muridnya dan diteruskan kepada murid-murid berikutnya lagi hingga sampai kepada pembuku Hadits. Itulah pembentukan Hadits.

2.1 Masa Pembentukan Al Hadist

Masa pembentukan Hadits tiada lain masa kerasulan Nabi Muhammad itu sendiri, ialah lebih kurang 23 tahun. Pada masa ini Al Hadits belum ditulis, dan hanya berada dalam benak atau hafalan para sahabat saja.

2.2 Masa Penggalian

Masa ini adalah masa pada sahabat besar dan tabi’in, dimulai sejak wafatnya Nabi Muhammad pada tahun 11 H atau 632 M. Pada masa ini Al Hadits belum ditulis ataupun dibukukan. Seiring dengan perkembangan dakwah, mulailah bermunculan persoalan baru umat Islam yang mendorong para sahabat saling bertukar Al Hadits dan menggali dari sumber-sumber utamanya.

2.3 Masa Penghimpunan

Masa ini ditandai dengan sikap para sahabat dan tabi’in yang mulai menolak menerima Al Hadits baru, seiring terjadinya tragedi perebutan kedudukan kekhalifahan yang bergeser ke bidang syari’at dan ‘aqidah dengan munculnya Al Hadits palsu. Para sahabat dan tabi’in ini sangat mengenal betul pihak-pihak yang melibatkan diri dan yang terlibat dalam permusuhan tersebut, sehingga jika ada Al Hadits baru yang belum pernah dimiliki sebelumnya diteliti secermat-cermatnya siapa-siapa yang menjadi sumber dan pembawa Al Hadits itu. Maka pada masa pemerintahan Khalifah ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz sekaligus sebagai salah seorang tabi’in memerintahkan penghimpunan Al Hadits. Masa ini terjadi pada abad 2 H, dan Al Hadits yang terhimpun belum dipisahkan mana yang merupakan Al Hadits marfu’ dan mana yang mauquf dan mana yang maqthu’.

2.4 Masa Pendiwanan dan Penyusunan

Abad 3 H merupakan masa pendiwanan (pembukuan) dan penyusunan Al Hadits. Guna menghindari salah pengertian bagi umat Islam dalam memahami Hadits sebagai prilaku Nabi Muhammad, maka para ulama mulai mengelompokkan Hadits dan memisahkan kumpulan Hadits yang termasuk marfu’ (yang berisi perilaku Nabi Muhammad), mana yang mauquf (berisi prilaku sahabat) dan mana yang maqthu’ (berisi prilaku tabi’in). Usaha pembukuan Al Hadits pada masa ini selain telah dikelompokkan (sebagaimana dimaksud diatas) juga dilakukan penelitian Sanad dan Rawi-rawi pembawa beritanya sebagai wujud tash-hih (koreksi/verifikasi) atas Al Hadits yang ada maupun yang dihafal.

Selanjutnya pada abad 4 H, usaha pembukuan Hadits terus dilanjutkan hingga dinyatakannya bahwa pada masa ini telah selesai melakukan pembinaan maghligai Al Hadits. Sedangkan abad 5 hijriyah dan seterusnya adalah masa memperbaiki susunan kitab Al Hadits seperti menghimpun yang terserakan atau menghimpun untuk memudahkan mempelajarinya dengan sumber utamanya kitab-kitab Al Hadits abad 4 H.

3. Struktur Hadits

Secara struktur hadits terdiri atas dua komponen utama yakni sanad/isnad (rantai penutur) dan matan (redaksi).

Contoh:Musaddad mengabari bahwa Yahyaa sebagaimana diberitakan oleh Syu’bah, dari Qatadah dari Anas dari Rasulullah SAW bahwa beliau bersabda: “Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian sehingga ia cinta untuk saudaranya apa yang ia cinta untuk dirinya sendiri” (Hadits riwayat Bukhari)

3.1 Sanad

Sanad ialah rantai penutur/perawi (periwayat) hadits. Sanad terdiri atas seluruh penutur mulai dari orang yang mencatat hadits tersebut dalam bukunya (kitab hadits) hingga mencapai Rasulullah. Sanad, memberikan gambaran keaslian suatu riwayat. Jika diambil dari contoh sebelumnya maka sanad hadits bersangkutan adalah

Al-Bukhari > Musaddad > Yahyaa > Syu’bah > Qatadah > Anas > Nabi Muhammad SAW

Sebuah hadits dapat memiliki beberapa sanad dengan jumlah penutur/perawi bervariasi dalam lapisan sanadnya, lapisan dalam sanad disebut dengan thaqabah. Signifikansi jumlah sanad dan penutur dalam tiap thaqabah sanad akan menentukan derajat hadits tersebut, hal ini dijelaskan lebih jauh pada klasifikasi hadits.Jadi yang perlu dicermati dalam memahami Al Hadits terkait dengan sanadnya ialah :

  • Keutuhan sanadnya
  • Jumlahnya
  • Perawi akhirnya

Sebenarnya, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam.Hal ini diterapkan di dalam mengutip berbagai buku dan ilmu pengetahuan lainnya. Akan tetapi mayoritas penerapan sanad digunakan dalam mengutip hadits-hadits nabawi.

3.2 Matan

Matan ialah redaksi dari hadits. Dari contoh sebelumnya maka matan hadits bersangkutan ialah:

“Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian sehingga ia cinta untuk saudaranya apa yang ia cinta untuk dirinya sendiri”

Terkait dengan matan atau redaksi, maka yang perlu dicermati dalam mamahami hadist ialah:

  • Ujung sanad sebagai sumber redaksi, apakah berujung pada Nabi Muhammad atau bukan,
  • Matan hadist itu sendiri dalam hubungannya dengan hadist lain yang lebih kuat sanadnya (apakah ada yang melemahkan atau menguatkan) dan selanjutnya dengan ayat dalam Al Quran (apakah ada yang bertolak belakang).

3.3 Rawi ( orang-orang yang membawakan hadits )

Seseorang yang dapat diterima haditsnya ialah yang memenuhi syarat-syarat :

1. ‘Adil, yaitu orang Islam yang baligh dan jujur, tidak pernah berdusta dan membiasakan dosa.

2. Hafizh, yaitu kuat hafalannya atau mempunyai catatan pribadi yang dapat dipertanggungjawabkan.

Berdasarkan kriteria-kriteria seleksi tersebut, maka jumhur ( mayoritas ) ulama berpendirian bahwa kitab ash-Shahih Bukhari dan kitab ash-Shahih Imam Muslim dapat dijamin keshahihannya ditinjau dari segi sanad dan rawi. Sedang dari segi matan kita dapat memberikan seleksinya dengan pedoman-pedoman diatas. Beberapa langkah praktis dalam usaha seleksi hadits, apakah sesuatu hadits itu maqbul atau tidak adalah :

Ø Perhatikan materinya sesuai dengan norma diatas.

Ø Perhatikan kitab pengambilannya ( rowahu = diriwayatkan atau ahrajahu = dikeluarkan ). Apabila matannya baik diriwayatkan oleh Bukhari atau Muslim, maka dapat dinilai hadits itu shahih atau paling rendah hasan.Dengan demikian dapat dikatakan shahih apabila ujung hadits itu oleh para ulama diberi kata-kata :

a. Diriwayatkan / dikeluarkan oleh jama’ah.

b. Diriwayatkan / dikeluarkan oleh Imam 7.

c. Diriwayatkan / dikeluarkan oleh Imam 6.

d. Diriwayatkan / dikeluarkan oleh dua syaikh ( Bukhari dan Muslim ).

e. Disepakati oleh Bukhari dan Muslim ( Muttafaqun ‘ alaihi ).

f.  Diriwayatkan oleh Bukhari saja atau oleh Muslim saja.

g. Diriwayatkan oleh …..dan disyahkan oleh Bukhari atau Muslim.

h. Diriwayatkan oleh …..dengan syarat Bukhari atau Muslim.

Ø Apabila sesuatu hadits sudah baik materinya tetapi tidak termasuk dalam persyaratan pun 2 diatas maka hendaknya diperhatikan komentar-komentar ulama terhadap hadits itu seperti :

Komentar baik : Hadits quwat, hadits shahih,hadits jayyid, hadits baik, hadits pilihan dan sebagainya.

Komentar jelek : Hadits putus, hadits lemah, hadits ada illatnya, mauquf, maqthu, mudallas, munkar, munqathi, muallak, dan lain sebagainya.

Dalam hal ini kita akan menemukan sesuatu hadits yang mendapatkan penilaian berbeda / bertentangan antara seorang ulama dan lainnya. Maka langkah kita adalah dahulukan yang mencela sebelum yang memuji ( ” Al-jarhu Muqaddamun ‘alat ta’dil ” ). Hal ini apabila dinilai oleh sama-sama ahli hadits. Hal lain yang perlu diperhatikan ialah bahwa tidak semua komentar ulama tersebut dapat dipertanggungjawabkan. Artinya sesuatu hadits yang dikatakan oleh para ulama shahih, kadang-kadang setelah diteliti kembali ternyata tidak demikian. Contohnya dalam hadits kita akan menemukan kata-kata dan dishahihkan oleh Imam Hakim, oleh Ibnu Huzaimah dan lain-lain, tetapi ternyata hadits tersebut tidak shahih ( belum tentu shahih ).

Ø Apabila langkah-langkah diatas tidak mungkin ditempuh atau belum memberikan kepastian tentang keshahihan sesuatu hadits, maka hendaknya digunakan norma-norma umum seleksi, seperti yang diterangkan diatas, yaitu menyelidiki langsung tentang sejarah para rawi dan lain-lain, dan untuk ini telah disusun oleh para ulama terdahulu sejumlah buku-buku yang membahas tentang sejarah dan keadaan para pembawa hadits, seperti yang pernah dilakukan oleh al-Bukhari dalam bukunya ad-Dhu’afa ( kumpulan orang-orang yang lemah haditsnya ).

4. Klasifikasi Hadits

Hadits dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria yakni bermulanya ujung sanad, keutuhan rantai sanad, jumlah penutur (periwayat) serta tingkat keaslian hadits (dapat diterima atau tidaknya hadits bersangkutan)

4.1 Berdasarkan ujung sanad

Berdasarkan klasifikasi ini hadits dibagi menjadi 3 golongan yakni marfu’ (terangkat), mauquf (terhenti) dan maqtu’ :

  • Hadits Marfu’ adalah hadits yang sanadnya berujung langsung pada Nabi Muhammad SAW (contoh:hadits sebelumnya)
  • Hadits Mauquf adalah hadits yang sanadnya terhenti pada para sahabat nabi tanpa ada tanda-tanda baik secara perkataan maupun perbuatan yang menunjukkan derajat marfu’. Contoh: Al Bukhari dalam kitab Al-Fara’id (hukum waris) menyampaikan bahwa Abu Bakar, Ibnu Abbas dan Ibnu Al-Zubair mengatakan: “Kakek adalah (diperlakukan seperti) ayah”. Namun jika ekspresi yang digunakan sahabat seperti “Kami diperintahkan..”, “Kami dilarang untuk…”, “Kami terbiasa… jika sedang bersama rasulullah” maka derajat hadits tersebut tidak lagi mauquf melainkan setara dengan marfu’.
  • Hadits Maqtu’ adalah hadits yang sanadnya berujung pada para Tabi’in (penerus). Contoh hadits ini adalah: Imam Muslim meriwayatkan dalam pembukaan sahihnya bahwa Ibnu Sirin mengatakan: “Pengetahuan ini (hadits) adalah agama, maka berhati-hatilah kamu darimana kamu mengambil agamamu”.

Keaslian hadits yang terbagi atas golongan ini sangat bergantung pada beberapa faktor lain seperti keadaan rantai sanad maupun penuturnya. Namun klasifikasi ini tetap sangat penting mengingat klasifikasi ini membedakan ucapan dan tindakan Rasulullah SAW dari ucapan para sahabat maupun tabi’in dimana hal ini sangat membantu dalam area perdebatan dalam fikih ( Suhaib Hasan, Science of Hadits).

4.2 Berdasarkan keutuhan rantai/lapisan sanad

Berdasarkan klasifikasi ini hadits terbagi menjadi beberapa golongan yakni Musnad, Munqati’, Mu’allaq, Mu’dal dan Mursal. Keutuhan rantai sanad maksudnya ialah setiap penutur pada tiap tingkatan dimungkinkan secara waktu dan kondisi untuk mendengar dari penutur diatasnya.

Ilustrasi sanad : Pencatat Hadits > penutur 4> penutur 3 > penutur 2 (tabi’in) > penutur 1(Para sahabat) > Rasulullah SAW

  • Hadits Musnad, sebuah hadits tergolong musnad apabila urutan sanad yang dimiliki hadits tersebut tidak terpotong pada bagian tertentu. Yakni urutan penutur memungkinkan terjadinya transfer hadits berdasarkan waktu dan kondisi.
  • Hadits Mursal. Bila penutur 1 tidak dijumpai atau dengan kata lain seorang tabi’in menisbatkan langsung kepada Rasulullah SAW (contoh: seorang tabi’in (penutur2) mengatakan “Rasulullah berkata” tanpa ia menjelaskan adanya sahabat yang menuturkan kepadanya).
  • Hadits Munqati’ . Bila sanad putus pada salah satu penutur yakni penutur 4 atau 3
  • Hadits Mu’dal bila sanad terputus pada dua generasi penutur berturut-turut.
  • Hadits Mu’allaq bila sanad terputus pada penutur 4 hingga penutur 1 (Contoh: “Seorang pencatat hadits mengatakan, telah sampai kepadaku bahwa Rasulullah mengatakan….” tanpa ia menjelaskan sanad antara dirinya hingga Rasulullah).

4.3 Berdasarkan jumlah penutur

Jumlah penutur yang dimaksud adalah jumlah penutur dalam tiap tingkatan dari sanad, atau ketersediaan beberapa jalur berbeda yang menjadi sanad hadits tersebut. Berdasarkan klasifikasi ini hadits dibagi atas hadits Mutawatir dan hadits Ahad.

  • Hadits mutawatir, adalah hadits yang diriwayatkan oleh sekelompok orang dari beberapa sanad dan tidak terdapat kemungkinan bahwa mereka semua sepakat untuk berdusta bersama akan hal itu. Jadi hadits mutawatir memiliki beberapa sanad dan jumlah penutur pada tiap lapisan (thaqabah) berimbang. Para ulama berbeda pendapat mengenai jumlah sanad minimum hadits mutawatir (sebagian menetapkan 20 dan 40 orang pada tiap lapisan sanad). Hadits mutawatir sendiri dapat dibedakan antara dua jenis yakni mutawatir lafzhy (redaksional sama pada tiap riwayat) dan ma’nawy (pada redaksional terdapat perbedaan namun makna sama pada tiap riwayat)
  • Hadits ahad, hadits yang diriwayatkan oleh sekelompok orang namun tidak mencapai tingkatan mutawatir. Hadits ahad kemudian dibedakan atas tiga jenis antara lain :
    • Gharib, bila hanya terdapat satu jalur sanad (pada salah satu lapisan terdapat hanya satu penutur, meski pada lapisan lain terdapat banyak penutur)
    • Aziz, bila terdapat dua jalur sanad (dua penutur pada salah satu lapisan)
    • Mashur, bila terdapat lebih dari dua jalur sanad (tiga atau lebih penutur pada salah satu lapisan) namun tidak mencapai derajat mutawatir.

4.4 Berdasarkan tingkat keaslian hadits

Kategorisasi tingkat keaslian hadits adalah klasifikasi yang paling penting dan merupakan kesimpulan terhadap tingkat penerimaan atau penolakan terhadap hadits tersebut. Tingkatan hadits pada klasifikasi ini terbagi menjadi 4 tingkat yakni shahih, hasan, da’if dan maudu’

  • Hadits Shahih, yakni tingkatan tertinggi penerimaan pada suatu hadits. Hadits shahih memenuhi persyaratan sebagai berikut:
    1. Sanadnya bersambung;
    2. Diriwayatkan oleh penutur/perawi yg adil, memiliki sifat istiqomah, berakhlak baik, tidak fasik, terjaga muruah(kehormatan)-nya, dan kuat ingatannya.
    3. Matannya tidak mengandung kejanggalan/bertentangan (syadz) serta tidak ada sebab tersembunyi atau tidak nyata yg mencacatkan hadits .
  • Hadits Hasan, bila hadits yg tersebut sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh rawi yg adil namun tidak sempurna ingatannya, serta matannya tidak syadz serta cacat.
  • Hadits Dhaif (lemah), ialah hadits yang sanadnya tidak bersambung (dapat berupa mursal, mu’allaq, mudallas, munqati’ atau mu’dal)dan diriwayatkan oleh orang yang tidak adil atau tidak kuat ingatannya, mengandung kejanggalan atau cacat.
  • Hadits Maudu’, bila hadits dicurigai palsu atau buatan karena dalam sanadnya dijumpai penutur yang memiliki kemungkinan berdusta.

4.5 Jenis-jenis lain

Adapun beberapa jenis hadits lainnya yang tidak disebutkan dari klasifikasi di atas antara lain:

  • Hadits Matruk, yang berarti hadits yang ditinggalkan yaitu Hadits yang hanya dirwayatkan oleh seorang perawi saja dan perawi itu dituduh berdusta.
  • Hadits Mungkar, yaitu hadits yang hanya diriwayatkan oleh seorang perawi yang lemah yang bertentangan dengan hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang terpercaya/jujur.
  • Hadits Mu’allal, artinya hadits yang dinilai sakit atau cacat yaitu hadits yang didalamnya terdapat cacat yang tersembunyi. Menurut Ibnu Hajar Al Atsqalani bahwa hadis Mu’allal ialah hadits yang nampaknya baik tetapi setelah diselidiki ternyata ada cacatnya. Hadits ini biasa juga disebut Hadits Ma’lul (yang dicacati) dan disebut Hadits Mu’tal (Hadits sakit atau cacat)
  • Hadits Mudlthorib, artinya hadits yang kacau yaitu hadits yang diriwayatkan oleh seorang perawi dari beberapa sanad dengan matan (isi) kacau atau tidaksama dan kontradiksi dengan yang dikompromikan
  • Hadits Maqlub, yakni hadits yang terbalik yaitu hadits yang diriwayatkan ileh perawi yang dalamnya tertukar dengan mendahulukan yang belakang atau sebaliknya baik berupa sanad (silsilah) maupun matan (isi)
  • Hadits gholia, yaitu hadits yang terbalik sebagian lafalnya hingga pengertiannya berubah
  • Hadits Mudraj, yaitu hadits yang mengalami penambahan isi oleh perawinya
  • Hadits Syadz, Hadits yang jarang yaitu hadits yang diriwayatkan oleh perawi orang yang terpercaya yang bertentangan dengan hadits lain yang diriwayatkan dari perawi-perawi yang lain.
  • Hadits Mudallas, disebut juga hadits yang disembunyikan cacatnya. Yaitu Hadits yang diriwayatkan oleh melalui sanad yang memberikan kesan seolah-olah tidak ada cacatnya, padahal sebenarnya ada, baik dalam sanad atau pada gurunya. Jadi Hadits Mudallas ini ialah hadits yang ditutup-tutupi kelemahan sanadnya

5. Periwayat Hadits

5.1 periwayat Hadits yang harus diterima oleh Muslim

  1. Shahih Bukhari, disusun oleh Bukhari (194-256 H)
  2. Shahih Muslim, disusun oleh Muslim (204-262 H)
  3. Sunan Abu Daud, disusun oleh Abu Dawud (202-275 H)
  4. Sunan at-Turmudzi, disusun oleh At-Turmudzi (209-279 H)
  5. Sunan an-Nasa’i, disusun oleh an-Nasa’i (215-303 H)
  6. Sunan Ibnu Majah, disusun oleh Ibnu Majah (209-273).
  7. Imam Ahmad bin Hambal
  8. Imam Malik
  9. Ad-Darimi

5.2 Periwayat Hadits yang diterima oleh Muslim Syi’ah

Muslim Syi’ah hanya mempercayai hadits yang diriwayatkan oleh keturunan Muhammad saw, melalui Fatimah az-Zahra, atau oleh pemeluk Islam awal yang memihak Ali bin Abi Thalib. Syi’ah tidak menggunakan hadits yang berasal atau diriwayatkan oleh mereka yang menurut kaum Syi’ah diklaim memusuhi Ali, seperti Aisyah, istri Muhammad saw, yang melawan Ali pada Perang Jamal.Ada beberapa sekte dalam Syi’ah, tetapi sebagian besar menggunakan:

  • Ushul al-Kafi
  • Al-Istibshar
  • Al-Tahdzib
  • Man La Yahduruhu al-Faqih

6. As-Sunnah Sebagai Sumber Nilai.

Sunnah adalah sumber hukum Islam (pedoman hidup kaum Muslimin) yang kedua setelah al-Qur’an. Bagi mereka yang telah beriman kepada al-Qur’an sebagai sumber hukum, maka secara otomatis harus percaya bahwa sunnah sebagai sumber Islam juga. Ayat-ayat al-Qur’an cukup banyak untuk dijadikan alasan yang pasti tentang hal ini, seperti:

a) Setiap Mu’min harus percaya kepada Allah dan Rasul-Nya (al-Anfal:20,

Muhammad:33, An-Nisa’:59, Ali-‘Imran:32, al-Mujadalah:13, an-Nur:54,al-

Ma’idah:92).

b) Kepatuhan kepada Rasul berarti patuh dan cinta kepada Allah (an-Nisa’:80,

Al-‘Imran:31).

c) Orang-orang yang menyalahi sunnah akan mendapatkan siksa (al-Anfal:13,

al-Mujadalah:5, an-Nisa’:115).

d) Berhukum terhadap sunnah adalah tanda orang yang beriman (an-Nisa’:65).

Kemudian perhatikan ayat-ayat: an-Nur:52, al-Hasyr:4, al-Mujadalah:20, an-Nisa’:64 dan 69, al-Ahzab:36 dan 71, al-Hujurat:1, al-Hasyr:7, dan sebagainya. Apabila sunnah tidak berfungsi sebagai sumber hukum, maka kaum Muslimin akan mendapatkan kesulitan-kesulitan dalam hal: cara shalat, kadar dan ketentuan zakat, cara haji, dan lain sebagainya. Sebab ayat-ayat al-Qur’an dalam hal tersebut hanya berbicara secara global dan umum, dan yang menjelaskan secara terperinci justru sunnah Rasulullah.

Selain itu juga akan mendapatkan kesukaran-kesukaran dalam hal menafsirkan ayat-ayat yang musytarak, muhtamal, dan sebagainya yang mau tidak mau memerlukan sunnah untuk menjelaskannnya. Dan apabila penafsiran-penafsiran tersebut hanya didasarkan kepada pertimbangan rasio sudah barang tentu akan melahirkan tafsiran-tafsiran yang sangat subjektif dan tidak dapat dipertanggungjawabkan.

7. Kitab-kitab Hadits

7.1 Abad ke 2 H

Beberapa kitab yang terkenal :

  1. Al Muwaththa oleh Malik bin Anas
  2. Al Musnad oleh As Syafi’i (tahun 150 – 204 H / 767 – 820 M)
  3. Mukhtaliful Hadist oleh As Syafi’i
  4. Al Jami’ oleh Abdurrazzaq Ash Shan’ani
  5. Mushannaf Syu’bah oleh Syu’bah bin Hajjaj (tahun 82 – 160 H / 701 – 776 M)
  6. Mushannaf Sufyan oleh Sufyan bin Uyainah (tahun 107 – 190 H / 725 – 814 M)
  7. Mushannaf Al Laist oleh Al Laist bin Sa’ad (tahun 94 – 175 / 713 – 792 M)
  8. As Sunan Al Auza’i oleh Al Auza’i (tahun 88 – 157 / 707 – 773 M)
  9. As Sunan Al Humaidi (wafat tahun 219 H / 834 M)

Dari kesembilan kitab tersebut yang sangat mendapat perhatian para ‘lama hanya tiga, yaitu Al Muwaththa’, Al Musnad dan Mukhtaliful Hadist. Sedangkan selebihnya kurang mendapat perhatian akhirnya hilang ditelan zaman.

7.2 Abad ke 3 H

  • Musnadul Kabir oleh Ahmad bin Hambal dan 3 macam lainnya yaitu Kitab Shahih, Kitab Sunan dan Kitab Musnad yang selengkapnya :
  1. Al Jami’ush Shahih Bukhari oleh Bukhari (194-256 H / 810-870 M)
  2. Al Jami’ush Shahih Muslim oleh Muslim (204-261 H / 820-875 M)
  3. As Sunan Ibnu Majah oleh Ibnu Majah (207-273 H / 824-887 M)
  4. As Sunan Abu Dawud oleh Abu Dawud (202-275 H / 817-889 M)
  5. As Sunan At Tirmidzi oleh At Tirmidzi (209-279 H / 825-892 M)
  6. As Sunan Nasai oleh An Nasai (225-303 H / 839-915 M)
  7. As Sunan Darimi oleh Darimi (181-255 H / 797-869 M)
  8. Imam Malik imam Ahmad

7.3 Abad ke 4 H

  1. Al Mu’jamul Kabir oleh Ath Thabarani (260-340 H / 873-952 M)
  2. Al Mu’jamul Ausath oleh Ath Thabarani (260-340 H / 873-952 M)
  3. Al Mu’jamush Shaghir oleh Ath Thabarani (260-340 H / 873-952 M)
  4. Al Mustadrak oleh Al Hakim (321-405 H / 933-1014 M)
  5. Ash Shahih oleh Ibnu Khuzaimah (233-311 H / 838-924 M)
  6. At Taqasim wal Anwa’ oleh Abu Awwanah (wafat 316 H / 928 M)
  7. As Shahih oleh Abu Hatim bin Hibban (wafat 354 H/ 965 M)
  8. Al Muntaqa oleh Ibnu Sakan (wafat 353 H / 964 M)
  9. As Sunan oleh Ad Daruquthni (306-385 H / 919-995 M)
  10. Al Mushannaf oleh Ath Thahawi (239-321 H / 853-933 M)
  11. Al Musnad oleh Ibnu Nashar Ar Razi (wafat 301 H / 913 M)

7.4 Abad ke 5 H dan selanjutnya

  • Hasil penghimpunan

· Bersumber dari kutubus sittah saja

1. Jami’ul Ushul oleh Ibnu Atsir Al Jazari (556-630 H / 1160-1233 M)

2. Tashiful Wushul oleh Al Fairuz Zabadi (? – ? H / ? – 1084 M)

· Bersumber dari kkutubus sittah dan kitab lainnya, yaitu Jami’ul Masanid oleh Ibnu Katsir (706-774 H / 1302-1373 M)

· Bersumber dari selain kutubus sittah, yaitu Jami’ush Shaghir oleh As Sayuthi (849-911 H / 1445-1505 M)

  • Hasil pembidangan (mengelompokkan ke dalam bidang-bidang)

· Kitab Al Hadits Hukum, diantaranya :

1. Sunan oleh Ad Daruquthni (306-385 H / 919-995 M)

2. As Sunannul Kubra oleh Al Baihaqi (384-458 H / 994-1066 M)

3. Al Imam oleh Ibnul Daqiqil ‘Id (625-702 H / 1228-1302 M)

4. Muntaqal Akhbar oleh Majduddin Al Hirani (? – 652 H / ? – 1254 M)

5. Bulughul Maram oleh Ibnu Hajar Al Asqalani (773-852 H / 1371-1448 M)

6. ‘Umdatul Ahkam oleh ‘Abdul Ghani Al Maqdisi (541-600 H / 1146-1203 M)

7. Al Muharrar oleh Ibnu Qadamah Al Maqdisi (675-744 H / 1276-1343 M).

· Kitab Al Hadits Akhlaq

1. At Targhib wat Tarhib oleh Al Mundziri (581-656 H / 1185-1258 M)

2. Riyadhus Shalihin oleh Imam Nawawi (631-676 H / 1233-1277 M)

  • Syarah (semacam tafsir untuk Al Hadist)

1. Untuk Shahih Bukhari terdapat Fathul Bari oleh Ibnu Hajar Asqalani (773-852 H / 1371-1448 M)

2. Untuk Shahih Muslim terdapat Minhajul Muhadditsin oleh Imam Nawawi (631-676 H / 1233-1277 M)

3. Untuk Shahih Muslim terdapat Al Mu’allim oleh Al Maziri (wafat 536 H / 1142 M)

4. Untuk Muntaqal Akhbar terdapat Nailul Authar oleh As Syaukani (wafat 1250 H / 1834 M)

5. Untuk Bulughul Maram terdapat Subulussalam oleh Ash Shan’ani (wafat 1099 H / 1687 M)

  • Mukhtashar (ringkasan)

1. Untuk Shahih Bukhari diantaranya Tajridush Shahih oleh Al Husain bin Mubarrak (546-631 H / 1152-1233 M)

2. Untuk Shahih Muslim diantaranya Mukhtashar oleh Al Mundziri (581-656 H / 1185-1258 M)

  • Lain-lain

1. Kitab Al Kalimuth Thayyib oleh Ibnu Taimiyah (661-728 H / 1263-1328 M) berisi hadits-hadits tentang doa.

2. Kitab Al Mustadrak oleh Al Hakim (321-405 H / 933-1014 M) berisi Al Hadits yang dipandang shahih menurut syarat Bukhari atau Muslim dan menurut dirinya sendiri.

8. Beberapa istilah dalam ilmu hadits

Berdasarkan siapa yang meriwayatkan, terdapat beberapa istilah yang dijumpai pada ilmu hadits antara lain:

  • Muttafaq Alaih (disepakati atasnya) yaitu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari sumber sahabat yang sama, dikenal dengan Hadits Bukhari dan Muslim
  • As Sab’ah berarti tujuh perawi yaitu: Imam Ahmad, Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu Daud, Imam Turmudzi, Imam Nasa’i dan Imam Ibnu Majah
  • As Sittah maksudnya enam perawi yakni mereka yang tersebut diatas selain Ahmad bin Hambal
  • Al Khamsah maksudnya lima perawi yaitu mereka yang tersebut diatas selain Imam Bukhari dan Imam Muslim
  • Al Arba’ah maksudnya empat perawi yaitu mereka yang tersebut di atas selain Ahmad, Imam Bukhari dan Imam Muslim
  • Ats Tsalatsah maksudnya tiga perawi yaitu mereka yang tersebut di atas selain Ahmad, Imam Bukhari, Imam Muslim dan Ibnu Majah.

9. Perbedaan Antara al-Qur’an dan Al-Hadits Sebagai Sumber Hukum.

Sekalipun al-Qur’an dan as-Sunnah/al-Hadits sebagai sumber hukum Islam namun di antara keduanya terdapat perbedaan-perbedaan yang cukup prinsipil. Perbedaan-perbedaan tersebut antara lain:

a) Al-Qur’an nilai kebenarannya adalah qath’i (absolut), sedangkan al-Hadits

adalah zhanni (kecuali hadits mutawatir).
b) Seluruh ayat al-Qur’an mesti dijadikan sebagai pedoman hidup, tetapi tidak

semua hadits kita jadikan sebagai pedoman hidup. Sebab di samping ada

sunnah yang tasyri’ ada juga sunnah yang ghairu tasyri’. Di samping ada hadits

yang shahih (kuat) ada pula hadits yang dha’if (lemah),dan seterusnya.
c) Al-Qur’an sudah pasti otentik lafazh dan maknanya, sedangkan hadits tidak.
d) Apabila al-Qur’an berbicara tentang masalah-masalah aqidah atau hal-hal

yang ghaib maka setiap Muslim wajib mengimaninya, tetapi tidak demikian apabila masalah-masalah tersebut diungkapkan oleh hadits (ada yang wajib diimani dan ada yang tidak).

Published in: on 21 Februari 2009 at 8:25 am  Comments (1)  

OTONOMI DAERAH ( PEMEKARAN DAERAH )

I. `PENDAHULUAN

Otonomi Daerah yang dilaksanakan saat ini adalah otonomi daerah yang berdasarkan kepada Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Menurut UU ini, otonomi daerah dipahami sebagai kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Sedangkan prinsip otonomi daerah yang digunakan adalah otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggung jawab. Otonomi daerah menyangkut tentang pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah.

Otonomi daerah dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang semkain baik, pengembangan kehidupan demokrasi, keadilan, pemerataan, serta pemeliharaan hubungan yang serasi antara pusat dan daerah serta antara daerah dan daerah dalam rangka menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tetapi pada pelaksanaannya kebijaksanaan otonomi daerah memiliki beberapa kendala, antara lain :

a. Belum memadainya regulasi atau peraturan pelaksanaan kebijaksanaan Otonomi Daerah.

b. Terdapatnya inkonsistensi Pemerintah Pusat dalam melaksanakan kebijaksanaan Otonomi Daerah

c. Belum terdapatnya persamaan persepsi dalam menafsirkan kebijaksanaan Otonomi Daerah dari berbagai kalangan.

d. Terbatasnya kemampuan SDM dalam melaksanakan kebijaksanaan Otonomi Daerah.

Tetapi, tetap saja otonomi daerah masih terus diberikan. Seringkali pemberian otonomi daerah tidak memperhatikan kemampuan daerah itu. Seperti yang banyak terjadi dengan daerah – daerah otonom yang ada saat ini. Salah satunya adalah banyaknya masalah yang timbul akibat pemekaran daerah kabupaten/kota dan provinsi di Indonesia. Terbukti setelah Departemen Dalam Negeri (Depdagri) melakukan evaluasi terhadap 148 daerah otonomi atau hasil pemekaran dari 98 yang telah dievaluasi oleh pemerintah dan ternyata 76 diantaranya bermasalah. Salah satu penyebab adalah belum tercapainya angka potensi kemampuan ekonomi. Selain itu, ada 87,71 persen daerah induk belum menyelesaikan P3D (Pembiayaan, Personil, Peralatan, dan Dokumen). Kemudian, 79 persen daerah otonomi baru belum memiliki batas wilayah yang jelas. Selanjutnya, 89,48 persen daerah induk belum memberikan dukungan dana kepada daerah otonomi baru. Kemudian, 84,2 persen pegawai negeri sipil (PNS) sulit dipindahkan dari daerah induk ke daerah pemekaran. Dan juga terdapat beberapa daerah yang melanggar undang-undang pembentukan daerahnya, yakni Kabupaten Morowali, Kabupaten Banggai Kepulauan Provinsi Sulawesi Tengah serta Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau. Daerah-daerah itu masih belum menempati ibu kota daerah yang telah ditentukan undang-undang.

II. PEMEKARAN DAERAH

Banyak daerah yang dimekarkan tidak betul-betul didasarkan pada studi kelayakan. Padahal, suatu daerah yang akan dimekarkan harus dilihat juga potensi ekonomi, sosial, sumber daya manusia, dan politik. Pemekaran sering dikaitkan dengan kepentingan politis para petinggi di daerah, tanpa berorientasi pada kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut. Oleh karena itu, pemerintah pusat juga harus jeli melihat tuntutan pemekaran itu murni atau politisasi kelompok tertentu.

II. A PEMEKARAN DAERAH YAHUKIMO

Yahukimo adalah salah satu pemekaran Kabupaten Jayawijaya yang namanya mengambil dari empat nama suku yang bermukim di sana, yaitu Yali, Hubla, Kimyal, dan Momuna. Ia ditetapkan menurut Undang-Undang (UU) Nomor 26 Tahun 2002 dan diresmikan setahun kemudian pada 12 April. Meski sudah berumur setahun, daerah ini masih bergelayut pada induknya dan belum bisa berdiri sendiri di tanah kelahirannya.

Yahukimo beriklim tropis basah dengan topografi bervariasi, dari berbukit-bukit hingga pegunungan dan dataran rendah di ketinggian 100-3.500 meter di atas permukaan laut.

Sekitar 60 persen wilayahnya merupakan pegunungan dan sisanya lembah atau dataran. Selain itu 90 persen tanahnya merupakan hutan! Dengan kepadatan penduduk enam orang per kilometer persegi, tak berlebihan kalau Yahukimo belum banyak “tersentuh” segala urusan yang berkaitan dengan hiruk-pikuknya sebuah kabupaten. Sumohai, ibu kota resmi menurut UU No 26/2002, rupanya masih berselimutkan hutan belukar! Saking rapatnya pepohonan di sana sampai- sampai terkesan sulit melihat langit. Memang bukan cuma faktor alam dan hutan yang jadi masalah. Penetapan tiga distrik, termasuk 90 desa dan satu kelurahan, sarana dan prasarana yang serba terbatas, banyaknya penduduk yang masih tinggal di lereng dan daerah terpencil, plus ketergantungan pada angkutan udara membuat pemerintah kabupaten (pemkab) sulit memberi pelayanan kepada masyarakat. Supaya bisa lebih “menjangkau” masyarakat, sejak tahun 2003 pemkab memekarkan lagi empat distrik dan membentuk 27 pos perwakilan.

Menghadapi kondisi itu, kegiatan pembangunan harus dimulai dari titik nol. Artinya memulai segala sesuatu benar-benar dari nol! Dengan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) 2004 Rp 110 miliar, salah satu kegiatan untuk Sumohai di tahun ini adalah menyusun rencana umum tata ruang kota (RUTRK), membangun lapangan terbang, jalan lingkungan sepanjang enam kilometer, dan pembersihan lokasi untuk kantor dan perumahan pemkab. Untuk pekerjaan besar ini, diperlukan helikopter dari Ukraina guna mengangkut alat-alat berat ke “kota” itu. Rencananya akhir bulan ini helikopter itu akan datang.

Dengan pusat pemerintahan sementara di Wamena, ibu kota kini berada di pos perwakilan Dekai. Dari pos ini juga direncanakan pembuatan ruas jalan Dekai-Muruku-Logpon (tempat penampungan kayu) sepanjang 20 kilometer. Sementara di Muruku terdapat Sungai Brasa yang dapat dimanfaatkan sebagai akses transportasi hingga ke Logpon dan Merauke. Yang jelas, sampai sekarang, sarana perhubungan ke Yahukimo masih mengandalkan pesawat udara yang biayanya cukup mahal.

Di balik alam hutan yang “tak tersentuh” itu, ekonomi Yahukimo ditopang oleh pertanian, terutama tanaman pangan (54,65 persen). Penduduk usia 15 tahun ke atas hampir 90 persen terserap dalam kegiatan cocok tanam bahan pangan. Walaupun potensi lahan tanaman pangan dan hortikultura 9,2 persen dari total luas lahan, mulai pertengahan 2003 hingga tahun 2004 sekitar 1.736 hektar digarap untuk padi ladang, umbi-umbian, sayur, buah, dan kacang-kacangan.

Padi ladang ditanam pada lahan 1,5 hektar, tanpa pupuk, dan menghasilkan panen 156 karung gabah kering giling (GKG). Satu karung berisi sekitar 10 kilogram. Panen ini berlangsung pada Januari-Februari lalu di Pos Perwakilan Distrik Suru-Suru. Jenis yang ditanam adalah IR 36 dan merupakan usaha swadaya masyarakat. Kecuali Suru-Suru, padi belum menyebar ke daerah-daerah lain. Berdasarkan survei dinas pertanian, daerah di selatan Yahukimo, seperti Pos Perwakilan Obio, Dekai, Sumo dan Seradala, bisa dikembangkan untuk padi itu.

Lahan padi ladang dan sawah yang potensial sampai sekarang tercatat 102.681 hektar. Sayangnya, bibit padi hingga kini harus dibeli di Suru-Suru yang berbatasan dengan wilayah Merauke. Selain itu, karena jumlah petani padi tidak banyak, tidak mungkin semua kegiatan ditujukan untuk bersawah. Di sisi lain, pengembangan lahan untuk ubi-ubian (hipere), keladi dan singkong, serta tanaman sagu 81.759 hektar menyebar di dataran rendah maupun tinggi.

Hutan Yahukimo menghasilkan komoditas seperti kelapa hutan, buah merah (Pandanus Sp), pohon kasuari, kulit kayu lawang, gaharu, dan rotan. Buah merah adalah buah pandan bernilai gizi tinggi yang berkhasiat seperti akar ginseng. Adapun kelapa hutan kebanyakan tumbuh di hutan-hutan dataran tinggi, tetapi belum banyak dibudidayakan masyarakat. Kelapa hutan dan buah merah banyak terdapat di Kurima, Anggruk, Ninia, Soba, Samenage, Musaik, Kosarek, Silimo, Suru-Suru, Obio, Dekai, dan Panggema. Dua tanaman ini diharapkan bisa menjadi komoditas pada kawasan hutan cadangan pangan dan hutan kemasyarakatan. Daerah-daerah ini juga cukup subur untuk tanaman kopi, kelapa sawit, kelapa dalam, kakao, dan panili.

Di tengah kesibukan menyiapkan infrastruktur dan mengembangkan potensi pertanian, Yahukimo masih menyimpan masalah lain yang tak kalah peliknya. Kualitas hidup masyarakat masih memprihatinkan, misalnya banyak yang berperut buncit, konsumsi protein rendah, ditambah masih banyak kasus malaria. Sementara itu, fasilitas pendidikan pun banyak yang masih jauh dari kondisi layak. Ditambah dengan persebaran penduduk yang mencapai 16 suku! Hal ini menjadi problem tersendiri karena menyangkut pola permukiman, gaya hidup, bahasa dan dialek serta pertimbangan-pertimbangan adat yang membutuhkan perlakuan berbeda-beda. Semua ini masih ditambah dengan kondisi daerah yang rawan gempa. Yang terakhir ini bukan sesuatu yang baru karena kerap terjadi sejak tahun 1970-an.

II. B PEMEKARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR

Eks Wilayah Pembantu Bupati Wilayah II yang mekar melalui Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2003 ini memang belum lama umurnya. Gerak pemerintahannya saja baru sah berjalan pada 17 Januari 2004. Kalaupun tak lepas dari induknya, ia sudah punya nilai lebih, yaitu letak daerahnya yang strategis.

Wilayah dengan 194 desa ini berada di jalur trans Sumatera yang ramai dilalui bus dan truk antarkota maupun provinsi. Juga, persimpangan antara Kabupaten OKU Selatan, OKU, serta Lampung, dengan Martapura sebagai pusat ekonomi barang dan jasa. Keramaian ini masih ditambah lagi dengan jalur lalu lintas kereta api angkutan batu bara dari Tambang Bukit Asam (Kabupaten Muara Enim) ke Lampung (Tarahan), plus kereta api penumpang rute Palembang-Lampung.

Kabupaten ini memang pantas bergelar raja beras. Dengan empat jenis lahan sawah, irigasi, tadah hujan, pasang surut, dan rawa lebak, musim tanam dan panen bisa berlangsung sepanjang tahun. Dalam waktu dua tahun saja musim tanam padi sawah bisa lima kali. Pada tahun 2001 produksinya mencapai 326.507 ton dan sampai tahun lalu melonjak 55 persen (588 ton). Untuk tahun 2004, sasarannya diperkirakan 727 ton.

Semua kecamatan merupakan penghasil padi, dengan sentra terbesar di Kecamatan Buay Madang, Semendawai Suku III, dan Belitang. Itu sebabnya kabupaten ini sering disebut sebagai lumbung beras utama Sumatera Selatan (Sumsel) bersama Kabupaten Banyuasin. Provinsi ini tercatat sebagai salah satu pemasok beras untuk cadangan pangan nasional.

Ketika masih bergabung dengan OKU, dengan penduduk sekitar satu juta jiwa, kabupaten ini memang sudah unggul dalam hal tanaman padi. Sejak pemekaran-termasuk dengan OKU Selatan-surplus pun makin tinggi. Dengan penduduk sekitar 500.000 jiwa, surplus mencapai 250.000 ton.

Pasar untuk beras daerah ini cukup banyak. Selain di tingkat kecamatan, kabupaten tetangga, dan Kota Palembang, bahan pangan ini banyak diminati pedagang dari Bengkulu, Lampung, dan Jawa Barat. Pilihan varietas juga banyak, mulai dari IR 64, 42, ciliwung, cisadane, hibrida, hingga pandan wangi. Soal harga, untuk kondisi masa panen gadu (April-September) bervariasi mulai dari Rp 1.200 sampai Rp 2.300 per kilogram.

Selain tanah subur dan topografi yang ideal untuk persawahan, keunggulan itu juga disokong oleh 731 penggilingan serta pengairan yang bersumber dari Bendung Gerak Perjaya di Kecamatan Martapura. Bendung ini merupakan bagian dari Proyek Irigasi Komering yang memanfaatkan sumber air dari Danau Ranau (Kabupaten OKU Selatan) yang mencakup Provinsi Sumsel seluas 75.000 hektar dan Lampung 50.000 hektar.

Meski proyek ini baru mencapai tahap kedua-dari tiga tahap hingga tahun 2016-OKU Timur mendapat “jatah” 80 persen dari total Sumsel. Selebihnya untuk Ogan Komering Ilir (OKI) 15.600 hektar.

Terhadap beras yang melimpah deras, masyarakat pun terbiasa menyimpan di lumbung, baik sebagai rumah tangga, desa, maupun kelompok warga. Pola ini membuat masyarakat tak pernah kekurangan beras kendati di masa paceklik. Kalaupun kemarau panjang, petani masih bisa menanam padi sonor yang bisa mencapai panen 1 ton-1,5 ton. Jenis ini cukup disebar pada lahan, dengan pengairan satu kali dan tanpa pupuk.

Jagung, kacang tanah, ubi kayu, dan kedelai juga tumbuh subur. Keempat bahan pangan ini banyak dihasilkan di Buay Madang, Madang Suku I dan II, Martapura. Juga, sumber daya ikan yang bisa dikembangkan pada kolam air tenang, mina padi dan kolam air deras, serta perairan umum.

Tak kalah pentingnya adalah jeruk, durian, dan duku. Yang terakhir merupakan komoditas spesial, yaitu duku rasuan yang banyak dihasilkan Kecamatan Cempaka, Belitang, dan Madang Suku I. Kabupaten ini memang menjadi sentra rasuan yang sudah ditetapkan sebagai varietas unggul nasional.

Tahun 2003, dari luas panen 1.212 hektar, produksi buah berkulit kuning ini mencapai 9.001 ton, dengan pasar terbesar Jakarta dan Bandung. Soal harga, bervariasi. Ketika panen raya sekitar Rp 2.500 per kg, tapi menjelang ujung panen Rp 5.000 atau Rp 6.000 per kg. Biasanya para petani menjual ukuran kotak (15-20 kg) dengan harga Rp 35.000 sampai Rp 60.000 per kotak. Saking terkenalnya duku rasuan, orang sering mengklaim itu sebagai duku palembang, padahal sama sekali berbeda. Tidak jarang para pedagang mencampur keduanya dan dijual sebagai duku palembang.

Selain pertanian, tanah OKU Timur mengandung batu bara dan beberapa bahan lain yang dikategorikan berprospek seperti minyak, marmer, emas, obsidian, sungkai, andesit, pasir bangunan, sirtu, batu kali, dan tanah liat. Batu bara cukup menjanjikan. Dengan cadangan sekitar 195 juta ton, bahan tambang ini berada di Buay Madang (Desa Muncak Kabau, Kurungan Nyawa, Teko Rejo, dan Pakuan Jaya), Madang Suku II (Desa Batu Marta), dan Martapura (Desa Mendah dan Bunga Mayang).

Kemampuan kabupaten ini sebagai lumbung beras dan hasil lainnya memang bukan sesuatu yang baru. Saat masih menyatu dengan OKU, pembangunan wilayah ini sudah dirancang berlandaskan pertanian. Sekarang, dengan status otonom, konsep itu diteruskan sebagai pengembangan usaha agrobisnis tanaman pangan, perikanan, dan peternakan dari berbagai tingkatan sekaligus mengusahakan kerja sama kemitraan. Konsep ini boleh dibilang sudah didukung sejumlah fasilitas umum, seperti pasar, jalan-jalan antardesa dan kecamatan yang relatif mulus, serta terminal.

Seperti yang banyak dialami daerah pemekaran lain, semua itu berjalan bersama sejumlah kendala. Di tingkat pemerintahan misalnya. Dalam hal anggaran, dana alokasi umum (DAU) dan APBD masih bergantung pada Baturaja alias kabupaten induk. Sumber dana bagi pemda dan dinas, baik untuk kegiatan harian, tunjangan jabatan, maupun penambahan staf, masih amat sangat terbatas. Masalah ini berjalan dalam keadaan sarana bangunan pemerintah daerah dan dinas yang masih sementara dan terpencar-pencar.

Kondisi yang masih memprihatinkan juga terlihat pada telepon yang masih terbatas jumlahnya, listrik yang masih byar pet-terutama jika hujan-dan fasilitas kesehatan (kabupaten) yang masih sebatas puskesmas. Semua kendala ini setidaknya mencerminkan bahwa OKU Timur belum bisa menjadi “raja” sepenuhnya atau dengan kata lain belum bisa berdiri sendiri.

Dari kedua contoh diatas dapat kita simpulkan bahwa pemekaran daerah yang dilakukan sekarang ini tidak sesuai dengan tujuan otonomi daerah yaitu untuk peningkatan kesejahteraan rakyat. Pemekaran daerah yang dilakukan justru menimbulkan banyak permasalahan yang membebani rakyat.Contohnya saja di Yahukimo terjadi permasalahan kelaparan, dan di kabupaten OKU masih kekurangan listrik, sarana kesehatan, dsb. Hal ini disebabkan karena terlalu longgarnya persyaratan untuk menjadi daerah otonom. Oleh sebab itu, Depdagri bermaksud untuk memperketat persyaratan untuk menjadi daerah otonom. Hal itu akan dilakukan dengan merevisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 129/2000 tentang Persyaratan Pembentukan, Pemekaran, Penghapusan, dan Penggabungan daerah. Menurut Depdagri pemekaran harus betul-betul ditelateni (diperhatikan dengan sungguh – sungguh). Jadi, pemekaran bukan hanya untuk kepentingan birokrasi semata tetapi untuk pendekatan pelayanan kepada masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan pemantauan yang jeli dari Pemerintah Pusat. Dalam proses pemekaran ke depan yang harus diperhatikan adalah aspek pelayanan untuk publik dan kesejahteraan masyarakat.

Published in: on 21 Februari 2009 at 8:08 am  Tinggalkan sebuah Komentar